Ingin Jadi Ilmuwan, Pria Ini Malah Tak Sengaja Jadi Miliarder

Kisah miliarder Mo Ibrahim yang tak sengaja terjun ke dunia bisnis hingga menjadi miliarder.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Mei 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 19:00 WIB
Mo Ibrahim
Mo Ibrahim. (foto: istimewa)

Liputan6.com, Los Angeles - Miliarder Mo Ibrahim kelahiran Sudan mengaku bercita-cita menjadi ilmuwan. Idolanya adalah Marie Curie dan Albert Einstein.

Sejak usia dini, ia menyebut tidak percaya pebisnis karena memandang mereka penipu dan terlibat aktivitas-aktivitas ganjil. Itulah mengapa ia memilih profesi sains.

"Kamu perlu menjadi doktor, insinyur, untuk mendapatkan uang jujur, dan melakukan pekerjaan yang baik, tetapi orang-orang yang terlibat dagang, kami curiga pada mereka," ujar Mo Ibrahim seperti dilansir dari CNBC.

Ibrahim pun memilih belajar hingga meraih gelar PhD di bidang mobile communications. Ia sempat bekerja di perusahaan telekomunikasi Inggris tetapi kecewa dengan birokrasi di sana.

Tak disangka, ia malah mendirikan berbagai perusahaan sukses dan menjadi miliarder. Forbes mencatat kekayaan Mo Ibrahim sebesar USD 1,1 miliar (Rp 15,6 triliun).

Tahun 1989 ia mendirikan perusahaan konsultan teknologi pada tahun 1989. Perusahaan itu ia jual seharga USD 900 juta di tahun 2000. Bila disesuaikan inflasi, uang yang ia raup kala itu setara USD 1,8 miliar atau Rp 25,6 triliun (USD 1 = Rp 14.237).

Kesuksesannya di dunia bisnis berlanjut. Ibrahim mendirikan operator mobile Celtel pada tahun 1998. Perusahaan pun kembali ia jual di tahun 2005 seharga USD 3,4 miliar atau kini setara (Rp 62,6 triliun).

Sang miliarder pun mengaku bingung melihat perputaran nasib di hidupnya. Pasalnya, ia justru bercita-cita menjadi teknokrat.

"Saya memulai sebagai akademisi, lalu saya menjadi seorang insinyur dan manajer, kemudian menjadi pebisnis yang tidak disengaja atau pebisnis karena kebetulan," ujar Ibrahim.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Daftar Negara Penghasil Miliarder Terbanyak di Benua Afrika

Menikmati Mesir Lewat Kemegahan Piramida dan Spinx
Seorang pria menunggang unta dengan latar belakang piramida Khafre yang berada di dataran tinggi Giza di pinggiran barat daya ibukota Kairo, Mesir (6/12). (AFP Photo/Mohamed El-Shahed)

Benua Afrika sejatinya kaya dengan sumber daya alam. Sayangnya, negara-negara di sana banyak yang miskin akibat institusi bisnis dan politik yang bersifat ekstraktif. Namun, Afrika tentunya juga memiliki miliarder yang meraih sukses berkat industri seperti minyak, semen, dan konsumsi.

Dilaporkan Forbes pada Januari lalu, orang terkaya di benua Afrika masih Aliko Dangote. Pria yang terkenal dengan gelar haji itu memiliki kekayaan bersih USD 10,3 miliar atau Rp 114,6 triliun (asumsi kurs USD 1 = Rp 14.047).

Dangote adalah pemilik Dangote Cement yang menghasilkan 44 juta ton metrik semen per tahun. Selain itu, ia juga punya saham di perusahaan garam, gula, dan tepung.

Asal Dangote adalah Nigeria, tetapi negara itu bukanlah penghasil miliarder terbanyak. Di Afrika, miliarder paling banyak berasal dari Mesir dan Afrika Selatan dengan masing-masing 5 miliarder.

Pria terkaya di Mesir adalah Nassef Sawiris dengan kekayaan USD 6,3 miliar (Rp 88,4 triliun), ia adalah pemimpin Orascom Construction dan ia duduk di dewan supervisory Adidas. Sementara, orang terkaya di Afrika adalah Nicky Oppenheimer yang bergerak di sektor berlian.

Negara Afrika lain yang menghasilkan miliarder adalah Nigeria dengan 4 miliarder, lalu ada dua orang dari Maroko. Sisanya, Al-Jazair, Angola, Tanzania, dan Zimbabwe yang masing-masing memiliki satu miliarder.

Namun, kekayaan para miliarder Afrika tercatat turun tahun ini akibat pelemahan mata uang dan nilai saham yang merosot. Jumlah miliarder pun berkurang dari 23 dari tahun lalu menjadi 20 di tahun ini.

Kekayaan Miliarder Afrika Turun

Aliko Dangote 4
(Foto: Wordpress)

Lebih lanjut, Januari lalu Forbes melaporkan miliarder di benua Afrika tercatat semakin sedikit dan semakin miskin. Tahun 2019 ini, jumlah miliarder Afrika turun jadi 20, sebelumnya terdapat 23 orang.

Orang terkaya di benua Afrika masih Aliko Dangote. Pria yang terkenal dengan gelar haji itu memiliki kekayaan bersih USD 10,3 miliar USD 10,3 miliar atau Rp 114,6 triliun.

Kekayaan Dangote pun turun USD 2 miliar (Rp 28 triliun) karena menurunnya saham Dangote Cement sebanyak 20 persen. Tidak sendirian, miliarder berlian Nicky Oppenheimer juga mengalami penurunan kekayaan sebanyak USD 4 miliar (Rp 56,1 triliun) menjadi USD 7,3 miliar (Rp 102,5 triliun).

Isobel dos Santos, putri mantan presiden Angola, juga kehilangan USD 2,3 miliar (Rp 32,3 triliun) akibat turunnya nilai saham di holdings di usaha perminyakan (Galp), komunikasi (Nos), dan telekomunikasi (Unitel).

Meski begitu, ada pula miliarder yang kekayaannya tercatat meningkat, yakni Mike Adenuga, yang berasal dari sektor telekomunikasi, minyak, dan real estate. Kekayaannya meningkat drastis dari tahun lalu sebesar USD 5,3 miliar (Rp 74,4 triliun) menjadi USD 9,2 miliar (Rp 129,2 triliun). Itu karena ia mengungkap lebih banyak detail kekayaannya.

Secara keseluruhan, para miliarder Afrika memiliki kekayaan sebesar USD 68,7 miliar (Rp 965 triliun). Rata-rata kekayaan mereka juga bertambah dari USD 3,3 miliar (Rp 46,3 triliun) menjadi USD 3,4 miliar tahun ini (Rp 47,7 triliun). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya