Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal I 2019 naik sebesar 4,45 persen secara year on year (yoy) terhadap kuartal I 2018. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pakaian jadi, naik 29,19 persen.
"Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, turun 20,98 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang kuartal I, naik sebesar 0,61 persen (q-to-q) terhadap kuartal IV 2018. Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri furnitur, naik 12,61 persen.
"Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar jika dibandingkan periode yang sama adalah jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, turun 23,13 persen," jelas Suhariyanto.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tertinggi adalah Provinsi Gorontalo, naik 31,61 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Jambi turun 24,65 persen.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menperin Optimistis Investasi Manufaktur Makin Moncer Usai Pemilu
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto optimistis investasi dan ekspansi di sektor industri manufaktur akan meningkat seusai penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Dengan mengimplementasikan peta jalan Making Indonesia 4.0, selain diproyeksi industri dapat tumbuh optimal, juga mendorong kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
"Setelah Pemilu 2019 akan banyak proyek prioritas yang akan segera berjalan, termasuk beberapa proyek prioritas seperti di industri petrokimia. Selain itu, finalisasi peraturan mengenai mobil listrik dan pemberian insentif bagi industri," kata Airlangga di Jakarta, pada Sabtu 20 April 2019.
BACA JUGA
Airlangga menerangkan, tren petumbuhan industri seusai pemilu akan terjadi, karena Indonesia adalah negara yang paling matang dalam penerapan sistem demokrasinya. Demokrasi yang matang menjadi modal pemerintah dalam menarik investasi dari luar negeri.
"Optimisme pembangunan yang digaungkan pemerintah saat ini juga penting untuk menarik investasi. Semua sektor industri akan running setelah pilpres dan pileg," paparnya.
Airlangga juga meyakini, kondisi ekonomi, politik, dan keamanan di Indonesia masih tetap stabil dan kondusif. Sehingga akan mendukung berjalannya aktivitas usaha atau perindustrian semakin agresif.
"Apalagi, beberapa kebijakan baru akan diluncurkan untuk memudahkan pelaku industri berusaha di Indonesia dan melanjutkan kembali yang sedang terlaksana dengan baik," tegas dia.
Advertisement