IMF: Ketegangan AS vs China Jadi Ancaman Ekonomi Dunia

IMF sebut ancaman ini akan membuat kesepakatan antara AS dan China semakin sulit untuk dicapai.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 12 Mei 2019, 11:21 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2019, 11:21 WIB
Kepala IMF Christine Lagarde (AP/Laurent Gillieron)
Kepala IMF Christine Lagarde (AP/Laurent Gillieron)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan, ketegangan perang dagang yang baru-baru ini mencuat kembali antara Amerika Serikat (AS) dan China bakal jadi ancaman utama bagi ekonomi dunia.

"Jelas ini akan jadi ancaman bagi ekonomi dunia," ujarnya di Paris seperti dilansir dari laman Reuters.

Chritine menambahkan jika isu yang mencuat baru-baru ini akan membuat kesepakatan antara AS dan China semakin sulit tercapai.

Sebelumya, Presiden AS Donald Trump mengagetkan pasal global dengan mengancam akan menaikkan tarif bea impor terhadap produk China sebanyak 25 persen dari semula 10 persen.  Trump menyatakan ancamannya ini melalui akun twitter pribadinya.

Bukan hanya IMF saja, bahkan Menteri Ekonomi Prancis Bruno Le Maire juga memperingatkan akan dampak dari perang dagang yang terjadi antara dua ekonomi terbesar dunia ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kenaikan Tarif Harus Jadi Jalan Terakhir

Perang Dagang AS vs China
Perang Dagang AS vs China

Selain itu, Le Maire juga meminta agar AS dan China untuk tidak mengambil keputusan buruk yang dapat mengancam serta merusak pertumbuhan ekonomi global dalam beberapa bulan mendatang.

"Menaikkan tarif ini merupakan jalan terakhir yang harusnya diambil. Namun ini juga menjadi keputusan yang begitu negatif untuk perkembangan ekonomi di seluruh dunia, bahkan juga di Eropa," ujarnya yang dilansir dari laman AFP.

China telah mengumumkan akan menghadirkan negosiator utamanya dalam perundingan esok di AS.

Sebelum ketegangan ini mencuat, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyatakan jika perundingan antara AS dan China telah 90 persen menuju sepakat.

Namun sayang, kesepakatan final ini harus tertunda karena menurut AS, China telah mengingkari beberapa komitmen penting yang telah mereka buat selama berbulan-bulan ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya