Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri Pembukaan Bazar DhawaFest 2019. Bazar tersebut merupakan inisiasi dharmawanita Kementerian Keuangan untuk menyeimbangkan misi sosial dalam mejaga silaturahmi secara positif di lingkungan Kemenkeu.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mengajak ibu-ibu serta pegawai Kemenkeu untuk belanja secukupnya. Tidak hanya itu, dia juga mengajak agar seluruh pegawai dan pengunjung DhawaFest melakukan pengurangan penggunaan plastik atau diet plastik.
"Saya apresiasi dan ajak semua di lingkungan Kemenkeu untuk peka dan peduli dan memelihara lingkungan hidup kita. Saya pernah kunjungan ke cafetaria di kemenkeu, di dalam kantor kemenkeu tidak ada lagi minuman botol plastik. Jadi saya harap di semua unit eselon I melakukan hal yang sama," ujarnya di Dhanapala, Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sri Mulyani mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan volume sampah plastik terbesar kedua di dunia. "Indonesia polutan ketua di dunia dari sisi plastik, dibuang di sungai dan laut. Indonesia bisa berubah kita mengubah menjadi model di kantor maupun, di rumah. Saya harap dalam acara ini tidak ada kantong plastik," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, penggunaan kantong plastik dapat diganti dengan kain serta besi untuk sedotan yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah kecil ini diharapkan mampu menekan volume sampah di lautan Indonesia.
"Kantong plastik, sedotan itu tidak lagi digunakan sebisa mungkin, karena kantong itu bisa terbuat dari kain. Bawa di mobil kalau habis belanja bisa dimasukkan ke situ dan bisa dipakai terus. Gaya hidup sirkular sangat peka dan sadar, kita bisa mengurangi emisi karbon. Ini adalah bumi kita sendiri untuk itu harus dijaga dan dipelihara dengan sangat baik," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Susi Malu RI Dilabeli Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Dunia
Sebelumnya, Indonesia didaulat menjadi penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah China. Banyaknya sampah plastik ini pun menjadi perhatian khusus Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti.
Dia menekankan jika untuk mengatasi persoalan sampah plastik membutuhkan peran dari seluruh masyarakat. Kesadaran dari individu masing-masing menjadi penting sebagai upaya mengurangi pencemaran sampah plastik.
"Indonesia penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Malu banget punya label begitu. Mulai sekarang kurangi sampah plastik. Mohon kurangi dari diri kita sendiri," kata Menteri Susi di Jakarta, Selasa (9/4/2019).Â
BACA JUGA
Dia pun meminta agar masyarakat beralih dan meninggalkan kantong plastik dan diganti dengan kantong plastik yang terbuat dari bahan lain.
"Pasti sekarang ada kresek di tas masing-masing minimal 1. Ibu-ibu belanja 10 kresek. Mohon kurangi dari diri kita sendiri. Pakai , tas anyam, kantong kain. lebih artistik," katanya.
Oleh karenanya, Indonesia dapat mencontoh negara di kawasan Afrika yang telah lebih dulu melarang penggunaan kantong plastik.
"Kenya saja Negara Afrika terbelakang mereka lebih duluan plastik tidak boleh pakai. Jakarta mau mulai tapi tidak berani takut diprotes produsen plastik. Demi terjaganya lingkungan kita," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 40.000 toko ritel yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menjadikan kantong plastik belanja sebagai barang dagangan. Harga yang dikenakan mulai dari Rp 200 per lembar. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan plastik.
Advertisement