Utang Luar Negeri Indonesia Hingga Maret Capai USD 387,6 Miliar

Bank Indonesia melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan I 2019 terkendali dengan struktur yang sehat

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Mei 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2019, 14:00 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan I 2019 terkendali dengan struktur yang sehat. ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2019 tercatat sebesar USD 387,6 miliar.

Utang ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 190,5 miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar USD 197,1 miliar.

Dikutip Liputan6.com dari data Bank Indonesia, Jumat (17/5/2019), ULN Indonesia tersebut tumbuh 7,9 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya karena transaksi penarikan neto ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam Rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS. Peningkatan pertumbuhan ULN terutama bersumber dari ULN sektor swasta, di tengah relatif stabilnya pertumbuhan ULN pemerintah.

Sementara itu, pertumbuhan ULN pemerintah relatif stabil pada triwulan I 2019. Hingga akhir triwulan I 2019, ULN pemerintah tercatat USD 187,7 miliar atau tumbuh 3,6 persen (yoy) Angka ini relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,3 persen (yoy).

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan arus masuk dana investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan penurunan outstanding SBN dalam valuta asing sejalan dengan pelunasan global bonds yang jatuh tempo pada bulan Maret 2019. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing yang tinggi terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Pengelolaan utang luar negeri pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,8 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,3 persen), sektor jasa pendidikan (15,7 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,4 persen).

 

Utang Luar Negeri Swasta

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan untuk ULN swasta pada triwulan I 2019 mengalami peningkatan. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan I 2019 tumbuh 12,8 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen (yoy).

ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,2 persen.

 

Struktur Utang Tetap Sehat

banner infografis utang pemerintah
Utang Pemerintah (Liputan6.com/Triyasni)

Bank Indonesia juga menegaskan, saat ini struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan I 2019 yang relatif stabil sebesar 36,9 persen.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total ULN. Dengan perkembangan tersebut, meskipun ULN Indonesia mengalami peningkatan, namun masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat.

Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya