Harga Emas Antam Stabil di Posisi Rp 663 Ribu per Gram

Adapun Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Mei 2019, 09:31 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 09:31 WIB
20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY6
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau emas Antam tak bergerak dari posisi Rp 663 ribu per gram pada perdagangan Senin (20/5/2019). 

Demikian pula harga buyback emas Antam tetap di posisi Rp 588 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 588 ribu per gram.

Adapun Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.47 WIB, sebagian besar ukuran emas Antam masih tersedia.

Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.

Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 6.870.000. Adapun, ukuran 20 gram di angka Rp 13.190.000.

Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).

 

Rincian Harga

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rincian harga emas Antam:

* Pecahan 0,5 gram Rp 356.000

* Pecahan 1 gram Rp 663.000

* Pecahan 2 gram Rp 1.275.000

* Pecahan 3 gram Rp 1.891.000

* Pecahan 5 gram Rp 3.135.000

* Pecahan 10 gram Rp 6.205.000

* Pecahan 25 gram Rp 15.405.000

* Pecahan 50 gram Rp 30.735.000

* Pecahan 100 gram Rp 61.400.000

* Pecahan 250 gram Rp 153.250.000

* Pecahan 500 gram Rp 306.300.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 612.600.000.

Ekonomi AS Positif, Harga Emas Bakal Lesu Pekan Ini

Pekan lalu harga emas tergelincir karena ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif. Harga emas masih belum bisa mnemebus US 1.300 per ounce, dan sentimen negatif diprediksi masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

"Ketidakmampuan emas untuk menembus USD 1.300 adalah tanda bahwa pasar benar-benar rapuh, dan saya pikir para investor harus berekspektasi melihat harga emas yang merosot dalam jangka dekat," ujar Fawad Razaqzada, analis teknis di City Index, seperti dilaporkan Kitco.

Dari sudut geopolitik, harga emas tetap tak bisa meningkat meski Presiden AS Donald Trump kembali melanjutkan perang dagang. Kondisi perekonomian AS yang membaik pun membuat dolar masih laku sebagai pilihan investasi.

Kepala penelitian di London Capital Group, Jasper Lawler, menyebut saat ini dolas AS dan surat-surat berharga sedang dalam posisi unggul. Ia berkata satu jalan untuk harga emas agar membaik adalah pelemahan ekonomi AS.

Perihal ekonomi AS, sebagian ekonom percaya hanya tinggal tunggu waktu hingga perang dagang melemahkan ekonomi Negeri Paman Sam, belum lagi ada masalah embargo minyak Iran. Lebih lanjut, ekonom di IHS Markit memperkirakan GDP AS akan melemah di kuartal II menjadi 2,7 persen.

"Pengumuman pertambahan tarif yang belakangan ini diumumkan AS dan China akan mengurangi pertumbuhan, bahkan makin parah bila perang dagang makin intens.

Sementara, eskalasi ketegangan militer di Semenanjung Persia bisa menambah harga minyak, yang dapat memberi konsekuensi negatif ke pertumbuhan global. Meningkatnya ancaman-ancaman politik dan kebijakan berarti adanya rebound di pertumbuhan global hanya akan berlangsung singkat," demikian pernyataan analis IHS Markit.

Masalah geopolitik itulah yang membuat masih ada peluang bagi emas. Presiden Blue Line Futures, Bill Baruch, mengakui emas memang sedang loyo, tetapi ia masih optimistis dan mengajak para investor untuk tidak hengkang dari pasar emas.

"Saya tidak tergesa-gesa untuk membeli emas pada level ini, tetapi saya juga tak melihat alasan bagi para investor untuk menjual," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya