Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang mungkin menganggap menunda pekerjaan bukanlah masalah yang besar. Padahal, memiliki kebiasaan tersebut pasti akan membawa kerugian untuk diri sendiri, baik dalam jangka waktu yang singkat maupun panjang.
Sebagai contoh, saat masih berstatus sebagai pelajar, para guru akan memberikan tugas yang cukup banyak menjelang libur panjang. Karena terlalu asyik bersantai, tugas-tugas tersebut baru dikerjakan mendekati waktu masuk sekolah.
Dengan waktu yang singkat, maka pekerjaan rumah tersebut mungkin tidak dapat terselesaikan 100 persen, atau bisa selesai tetapi dengan hasil yang tidak maksimal.
Advertisement
Baca Juga
Kebiasaan menunda pekerjaan yang terus berlanjut hingga memasuki dunia kerja tentu akan memberikan masalah pada diri sendiri, yang kadang bahkan bisa memberikan dampak pada orang lain. Akibatnya, reputasi bisa menjadi buruk dan tidak menutup kemungkinan dapat memengaruhi keuangan.
Agar Anda jauh dari kebiasaan menunda, ketahui hal-hal yang bisa berdampak buruk bagi keuangan seperti dikutip dari Cermati.com berikut ini bila Anda menundanya.
1. Selalu Menunda untuk Memiliki Tabungan
Sedari kecil, Anda pasti telah mengetahui manfaat-manfaat dari kebiasaan menabung. Namun, kenyataannya saat ini masih banyak orang yang belum memiliki kemauan untuk mulai menabung.
Padahal, dengan melakukan kegiatan tersebut masa depan pasti akan semakin terjamin. Terkadang beberapa orang sudah memiliki rencana kapankah ia akan mulai menabung.
Namun, ketika waktunya telah tiba, tidak sedikit yang akhirnya berpikiran “nanti saja, deh”, atau bahkan membuat alasan lain. Akibatnya, kegiatan menabung menjadi terus tertunda.
Perlu diketahui bahwa waktu untuk mulai menabung sebaiknya dilakukan sesegera mungkin. Jika Anda adalah salah satu orang yang belum memiliki tabungan, maka segeralah untuk menyisihkan waktu dan dana untuk membuatnya.
Kalaupun menganggap bahwa Anda sudah terlambat untuk menabung, bukankah terlambat masih lebih baik daripada tidak melakukannya sama sekali?
2. Selalu Menunda untuk Melakukan Investasi
Beberapa orang menganggap investasi adalah kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh seseorang dengan pendapatan yang tinggi saja. Pada kenyataannya, siapapun yang sudah memiliki pemasukan rutin dapat dengan mudah terjun ke dunia investasi.
Investasi dapat memberikan hasil yang lebih baik ketika Anda melakukannya segera setelah mendapatkan pekerjaan atau penghasilan yang memadai. Anda tidak perlu mengambil banyak bagian dari gaji untuk berinvestasi.
Bahkan, dengan menyisihkan sekitar sepuluh persen saja, Anda sudah bisa mulai berinvestasi. Semakin awal Anda melakukan investasi, semakin cepat pula untuk bisa mendapatkan keuntungannya.
Kebalikannya, jika menunda untuk memulainya, maka semakin lama pula keuntungan untuk bisa Anda dapatkan.
3. Menunda untuk Melunasi Pinjaman dan Tagihan Rutin
Di waktu tertentu, kadang seseorang terpaksa berutang karena hal tersebut merupakan satu-satunya jalan keluar ketika mendadak muncul masalah keuangan. Apabila anggaran keuangan Anda tidak bisa terkelola dengan baik, tidak menutup kemungkinan utang yang dimiliki akan membuat sirkulasi finansial menjadi tidak terkontrol.
Tak jarang hal seperti ini bisa menimbulkan masalah-masalah baru yang lebih memberatkan. Terlebih lagi jika pembayaran Anda lakukan setelah melewati batas akhir atau deadline, pasti akan dikenakan denda.
Disamping utang, tanggungan rutin, seperti listrik, air bersih, dan internet juga harus segera dipenuhi. Sama dengan membayar cicilan utang, jika membayar tagihan melebihi batas akhir yang telah ditentukan, Anda tentu harus membayar denda.
Jika memiliki kebiasaan menunda pembayaran tagihan atau pinjaman, maka sama saja Anda menambah beban diri Anda sendiri. Alasannya yaitu karena Anda harus mengeluarkan uang lebih untuk membayar denda ketika telat melakukan pembayaran.
Efek jangka panjang jika Anda memiliki kebiasaan menunda pembayaran atau bahkan menunggaknya yaitu buruknya rekam jejak atau skor kredit Anda dalam penilaian pemberi pinjaman. Oleh karena itu, pastikan melunasi segala tanggunggan sebelum batas akhir waktu pembayaran agar masalah tambahan lainnya tidak Anda alami.
Advertisement
4. Menunda untuk Mencari Pekerjaan
Semua orang pasti berharap memiliki pekerjaan sesuai minat, serta dibayar dengan gaji yang tinggi. Kalaupun gaji yang diterima dapat dikatakan biasa saja, jika melakukan pekerjaan sesuai passion, pasti Anda akan merasa lebih betah dan bersemangat.
Apabila telah menemukan lowongan pekerjaan yang cocok dengan minat Anda, maka jangan membuang kesempatan tersebut dengan menunda pengiriman lamaran untuk mengisi posisi tersebut. Hal yang perlu untuk diingat adalah tidak jarang kesempatan hanya datang sekali saja.
Belum lagi perusahaan mungkin akan menutup lowongan pekerjaan tersebut saat sudah menemukan pekerja yang cocok, bahkan jauh sebelum jadwal yang telah ditentukan. Jadi, agar peluang meraih pekerjaan yang tepat tidak tersia-siakan, segera lakukan pendaftaran begitu tahu ada lowongan, jangan mencari alasan untuk menundanya.
5. Menunda untuk Bekerja Keras Guna Dapatkan Promosi Jabatan
Ketika telah menjalankan pekerjaan dengan baik dan tidak melanggar peraturan yang diberlakukan perusahaan, maka sudah tiba saatnya Anda untuk mengajukan promosi atau kenaikan gaji pada atasan.
Ketika mengajukan promosi, tentunya atasan akan segera menilai progres Anda selama bekerja. Jadi, lakukanlah pekerjaan sebaik mungkin sejak awal jika ingin promosi Anda dikabulkan.
Ketika Anda telah menjalankan tugas dengan baik tetapi malah menunda untuk meminta promosi, tidak menutup kemungkinan Anda akan kehilangan kesempatan mendapat gaji yang lebih tinggi.
Sebab perusahaan tentu memerlukan waktu dan pertimbangan untuk menyetujui pengajuan Anda.
Kebiasaan Menunda Dapat Menghancurkan Finansial Anda
Memiliki kebiasaan menunda tentu memberikan dampak negatif di waktu yang akan datang. Mulai dari timbulnya masalah dalam pengelolaan keuangan hingga hilangnya kesempatan mendapat masa depan yang cemerlang. Jadi, sebisa mungkin jauhilah kebiasaan menunda karena dapat menghancurkan kondisi finansial Anda di masa depan, ya?