Jelang Idul Fitri, Harga Daging Sapi dan Ayam Melonjak

Harga daging sapi sudah naik sejak di tangan pemasok.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2019, 15:31 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2019, 15:31 WIB
Pedagang Daging Musiman Menjamur
Pedagang memotong daging sapi dan kerbau yang dijual di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Dua hari menjelang Lebaran, pedagang daging musiman menjamur dengan menggelar dagangan di pinggir-pingir jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - H-1 Lebaran, harga jual daging sapi di Pasar Baru Bekasi mengalami kenaikan. Dari pantauan merdeka.com, rata-rata pedagang menjual daging sapi di atas Rp 120 ribu per kilogram (kg).

Salah satu lenjual daging di Pasar Baru Bekasi, Raju, mengatakan bahwa harga daging sapi saat ini berada di kisaran Rp 140 ribu per kg. Adapun harga ini sudah berlaku sejak kemarin atau H-2 Lebaran.

"Meroket tinggi daging sekarang Rp 140 ribu per kg dari harga normal itu di Rp 120 ribu per kg. Kemarin Rp 120 ribu -130 ribu masih," katanya saat ditemui di lokasi, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/6/2019).

Raju pun mengaku salah satu penyebab kenaikan harga daging sapi pada saat ini, dikarenakan dari pemasok juga turut naik. Sehingga, mau tidak mau dirinya pun menyesuaikan dengan kondisi harga yang dia beli.

"Emang dari sananya naik. Kami bingung mau enggak mau harus mengikuti. Barang mah standar cukup. Stok cukup harga diroketin. Stok tidak kurang tapi lebih," katanya.

Kondisi yang sama juga di dirasakan oleh pedagang daging lainnya yakni Heru. Dia mengaku kenaikan ini pun biasanya dikarenakan bertepatan pada saat hari raya Idul Fitri, di mana permintaan sedang banyak-banyaknya dari masyarakat.

"Biasanya karena kepentingan Lebaran, perrmintaan sendiri banyak," ujarnya.

Adapun harga yang dipatok di tempatnya tidak berbeda jauh dengan sebelumnya. Untuk daging sapi segar sendiri dibandrol seharga Rp 130 ribu per kg, dari harga normal sebelumnya Rp 120 ribu per kg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Ayam

Inflasi
Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga daging ayam dan telur di Pasar Baru Bekasi juga mengalami peningkatan. Rata-rata para pedagang menjual harga kedua komoditas tersebut di atas harga normal.

Salah satu pedagang daging ayam, Emmy menuturkan untuk saat ini harga jual daging ayam di lapaknya mencapai Rp 50 ribu per ekor untuk ukuran 1 kilogram lebih. Harga tersebut berbeda jika dibandingkan hari-hari biasa yakni hanya mencapai Rp 30 ribu per ekor.

"Lagi terbang harganya. Per ekor lagi gede Rp 50 ribu," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, saat ditemui di lokasi, Bekasi, Jawa Barat.

Emmy menuturkan, kenaikan sendiri sebetulnya sudah dirasakan pada saat awal puasa kemarin. Kemudian, pada tengah bulan puasa, harga sempat berangsur turun tetapi tak lama kemudian kembali naik.

"Harga mulai berangsur naik dari Rp 35 ribu, Rp 40 ribu, Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu," imbuhnya.

Kenaikan pada harga jual daging ayam ini juga dirasakan oleh pedagang lainnya, Aris. Dia mengatakan kenaikannya sendiri bisa mencapai Rp 15 ribu untuk per ekor. Adapun salah satu faktor penyebab kenaikan ini, kata dia karena stok mulai sedikit, sementara permintaan banyak.

"Kami ada per ekor Rp 35 ribu tapi ukuran kecil ada yang Rp 50 ribu untuk ukuran besar," katanya.

 

Telur Ayam

Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Penjual menunjukkan telur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (24/7). Harga telur ayam mengalami penurunan di angka Rp 26 ribu per kilo. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Kenaikan pada harga ayam ini rupanya juga diikuti oleh telur ayam. rata-rata pedagang telur di Pasar Baru Bekasi mematok harga mulai dari Rp 23 ribu-24 ribu per Kg. Adapun harga normal sebelumnya hanya berada di Rp 22 ribu per Kg.

Salah satu pedagang, Andri mengatakan salah satu penyebab kenaikan pada telur ini selain permintaan banyak, jumlah ketersediaan atau stok tidak memadai. Sehingga, mau tidak mau, para pedagang mematok harga di atas dari harga normal.

"Per kilogram sekarang Rp 24 ribu. Stok kurang permintaan banyak jadi naik," sebut Andri.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya