Liputan6.com, Jakarta - Pada 5 Juni 2019, umat Muslim di Indonesia merayakan Hari Raya Lebaran pertama. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun berbagi cerita saat rayakan Hari Raya Idul Fitri dan menyampaikan ucapan Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Bathin lewat facebook dan instagramnya.
Sri Mulyani menceritakan masa kecilnya ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri. Kondisinya memang sangat jauh berbeda. Hal ini seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman. Meski demikian, Lebaran menjadi momen untuk melakukan refleksi, meminta maaf dan memaafkan.
Merayakan Hari Raya Iedul Fitri. Sejak kecil, Sri Mulyani mengenalnya sebagai Hari Lebaran. Yaitu selesainya ibadah puasa Ramadan. Sri Mulyani menceritakan, di masa kecil, sebelum Lebaran banyak persiapan dilakukan di keluarga.
Advertisement
"Menjahit baju baru (kembar) untuk kami anak-anak perempuan. Menyiapkan bekal perjalanan keberangkatan ke rumah Embah Putri (Eyang Putri), tidak banyak rumah makan dan restoran seperti sekarang,” tulis dia, seperti dikutip dari laman facebook @smindrawati, Rabu (5/6/2019).
Baca Juga
Ia menulis, perjalanan pulang mudik-melalui sawah-sawah yang menghijau mendekati panen, juga melewati pasar tumpah di setiap kota yang dilalui. “Tidak ada ketergesaan, semua saling membagi ruang,, membagi waktu, membagi rezeki, semua rukun dan ramah,” tulis dia.
Sri Mulyani menulis, semua manusia tampak bahagia, meski hidup tidak berlebihan secara materi.
Semua manusia saling bersalaman dan saling mengucapkan "maaf lahir batin"- untuk memulai lagi lembaran hubungan antar manusia yang baru, bebas dan saling syak wasangka dan dendam.
"Kita saling memaafkan secara ikhlas, kita membangun kembali tali silaturahmi secara tulus dan murni yang bebas dari bungkus kepura-puraan penampilan," tulis dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sungkem kepada Orangtua
Sri Mulyani menuturkan, Lebaran adalah momen untuk sungkem kepada orangtua. “Betapa banyak kesalahan kita sebagai anak kepada orangtua kita. Dalam sungkem kami meminta maaf dan memohon doa restu,” tulis dia.
Sri Mulyani menuturkan, betapa damai sewaktu kepala kita tumpukan di pangkuan orangtua. Sejenak merasakan elusan tangan dan bisikan doa di telinga dan ciuman kepala kita.
"Orangtua mengingatkan agar kita senantiasa berbuat baik kepada sesama, jujur dan ikhlas. Jangan lupa sembahyang (sholat), selalu mampu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Orangtua kita senantiasa mendoakan agar putra-putrinya selamat dan bahagia dalam menapaki kehidupan," ujar dia.
Sri Mulyani menambahkan, Lebaran adalah ziarah (nyekar) ke makam Embah Kakung dan leluhur yang telah meninggal.
"Menabur bunga mawar merah dan putih sambil memanjatkan doa-agar arwah beliau mendapat ampunan dan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Alfatehah untuk para leluhur yang telah mendahului kita. Sambil mengingatkan diri bahwa suatu saat kita pun akan dipanggil pulang oleh Sang Khalik," tulis dia.
Advertisement
Momen Refleksi
Sri Mulyani menuturkan, Lebaran jadi momen untuk intropeksi dan refleksi diri, agar kembali menjalankan hidup yang baik dan damai.
"Lebaran adalah jeda hidup yang penting bagi kita-melakukan refleksi, membasuh kesalahan-meminta maaf dan memaafkan. Kita kembali ke fitrah kita, untuk kembali menjalankan hidup yang baik, rukun serta damai,” ujar Sri.
Sri Mulyani bersama keluarga mengucapkan Selamat Merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 H. Mohon maaf lahir dan batin.