Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati berharap dampak ekonomi Lebaran 2019 tidak hanya dirasakan Pulau Jawa sebagai wilayah mayoritas tujuan mudik.
Apalagi saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan jalur darat untuk pulang ke kampung halaman.
"Kalau kita lihat modus untuk perjalanan masyarakat banyak yang menggunakan jalan darat, spill over nya pada ekonomi di masing-masing kota tujuan itu lebih banyak dan lebih baik," ujar Sri Mulyani di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
Advertisement
"Kita juga berharap bahwa ini tidak hanya Jawa saja. Tapi saya melihat spill over-nya sampai ke pulau-pulau lain. Ini juga akan membawa positif ke seluruh pelosok Indonesia," sambungnya.
Baca Juga
Sri Mulyani melanjutkan, selain masa Lebaran ekonomi, juga disumbang oleh pemilihan umum yang digelar pada April lalu. Konsumsi, masih menjadi salah satu pendorong penting pertumbuhan ekonomi.
"Secara perhitungan, tentu karena kemarin selama beberapa bulan kita dihadapkan pada pemilu. Kita berharap suasana Lebaran menimbulkan momentum confidence. Kalau dilihat kuartal-I kemarin, growth kita masih bagus, konsumsi di atas 5 persen. Jadi kita berharap ini akan tetap bertahan," ujar dia.
Pemerintah masih optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini masih pada rentang target yang telah ditetapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Dalam APBN pemerintah menarget pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen.
"Target 5,3 persen. Tentu tantangan adalah ekspor dan current account balance karena ekspor kita sekarang dalam suasana global yang tidak pasti terutama RRT, Singapura terpengaruh suasana destinasi tradisional ekspor kita," tutur Sri Mulyani.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Momen Lebaran Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Brodjonegoro prediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal I sebesar 5,07 persen.
Menurut dia, ada banyak komponen yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Harusnya lebih baik dari kuartal I karena ada pola musiman juga memang kuartal I biasanya lebih rendah dari pada kuartal berikutnya," ujar Bambang saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.
Selain faktor musiman, Bambang mengatakan, puasa dan Lebaran turut mendongkrak konsumsi masyarakat. Pola konsumsi yang meningkat tersebut kemudian berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Komponen lain yang diharapkan mampu berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi. "Mudah-mudahan investasinya sudah agak terangkat setelah kuartal I masih banyak yang menghold atau menahan," ujar Bambang.
Terkait aksi 22 Mei yang sempat mengguncang pasar beberapa waktu lalu, Mantan Menteri Keuangan itu mengatakan, hanya memberi dampak sementara terhadap ekonomi. "Saya masih melihatnya tidak menimbulkan sentimen negatif karena itu sesuatu yang sifatnya sementara," tandasnya.
Advertisement
Konsumsi Rumah Tangga Topang Ekonomi
Sebelumnya, Pemerintah Jokowi-JK mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen pada 2019.
Adapun salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan tersebut pemerintah tengah berupaya mendorong konsumsi rumah tangga.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, konsumsi rumah tangga pada kuartal II akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Sebab salah satu faktornya adalah meningkatnya konsumsi secara musiman, karena pada Mei dan Juni merupakan Ramadan dan Lebaran. Kemudian, konsumsi juga meningkat karena Tunjangan Hari Raya (THR) karyawan rata-rata cair pada Mei dan Juni.
"(Pertumbuhannya berapa?) Saya belum bisa duga, tetapi cukup akan berikan andil yang positif (bagi pertumbuhan ekonomi)," kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin, 27 Mei 2019.
Enggartiasto mengatakan, konsumsi rumah tangga sempat terganggu lantaran adanya kerusuhan yang disebabkan sekelompok massa pada saat 22 Mei 2019 kemarin. Akibat kerusuhan itu, berdampak pada penutupan sejumlah toko ritel.
"Tapi Alhamdulillah semua sudah lewat. Kalau berkelanjutan pasti akan terganggu tetapi sekarang sudah situasi sudah lebih kondusif," kata dia.
Oleh karena itu, Enggartiasto meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian secara bersama.
Dengan begitu, konsumsi rumah tangga pun akan meningkat dan berdampak ke pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kita dorong, makanya jangan ada kerusuhan. Ini dengan THR dibagikan, suasana aman nyaman maka konsumsi belanja meningkat," pungkasnya.