Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menambah pasokan Elpiji untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi saat pelaksanaan tradisi Lebaran Ketupat di wilayah Sekar Kijang Jawa Timur yang meliputi Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, dan Situbondo.
Manager Communication & CSR MOR V Jatimbalinus Rustam Aji mengatakan, perusahaan telah menyalurkan tambahan pasokan Elpiji secara bertahap. Dengan rincian, pada 6 Juni 2019 sebanyak 47.040 tabung atau sebesar 26 persen alokasi harian.
Baca Juga
Kemudian pada 8 dan 9 Juni 2019 telah disalurkan tambahan masing-masing 41.800 tabung dan 65.880 tabung atau sebesar 23 persen dan 36 persen dari alokasi harian.
Advertisement
"Untuk tanggal 10 Juni 2019, kami telah menyalurkan tambahan lagi sebanyak 27.440 tabung atau 82 MT atau sebesar 15 persen alokasi harian. Dalam kondisi normal, konsumsi LPG 3 kg di daerah Sekar Kijang Jawa Timur ini rata-rata sebanyak 184.200 tabung atau 553 MT per hari," kata Rustam, di Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Tepat di hari Lebaran Ketupat nanti, Pertamina telah menyiapkan tambahan 36.432 tabung atau 20 persen dari alokasi reguler harian.
Imbauan Pertamina
Pertamina mengimbau kepada masyarakat untuk membeli Elpiji di agen dan pangkalan resmi Pertamina, agar mendapat harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan di masing-masing Pemerintah Daerah.
Bagi masyarakat yang ingin menanyakan mengenai ketersediaan produk Elpiji 3 kilogram (kg) dapat dengan menelpon kontak Pertamina 135.
Untuk wilayah Sekar Kijang ini, Elpiji 3 Kg dipasok dari Depot Elpiji Banyuwangi yang disalurkan melalui 16 SPPBE yang tersebar di wilayah tersebut.
Kemudian upaya mengantisipasi kegiatan memasak dari masyarakat yang meningkat semasa Lebaran Ketupat nanti, Pertamina terus memonitor stok Elpiji 3 Kg dan memastikan jalur distribusi aman sampai ke konsumen.
"Tim Satgas Pertamina masih bertugas sampai dengan H+15 Lebaran, umtuk terus memonitor disitribusi dan penjualan LPG 3kg di lapangan," tandasnya.
Advertisement
Uji Coba Penyaluran Subsidi LPG 3 Kg Tertutup Selesai
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), melakukan uji coba penyaluran subsidi Liqufied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg), dengan menggunakan teknologi keuangan biometrik dan voucher elektronik.
Chief of Communications and Partnership Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Ruddy Gobel mengatakan, keseluruhan tahap uji coba sudah selesai.
Tanggal 15 Mei merupakan batas akhir penggunaan manfaat atau transaksi pembelian LPG di toko-toko LPG yang ikut kerjasama, dilanjutkan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi sampai 23 Mei 2019.
"Mekanisme yang diujicobakan serta pilihan teknologi yang digunakan dapat berjalan dengan baik," kata Ruddy, di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Uji coba penyaluran subsidi LPG 3 kg tertutup, berupa penyaluran subsidi langsung ke penerima melalui beberapa media di antaranya biometrik, voucher dan sidik jari.
Ruddy menyebutkan secara umum gambaran hasil uji coba, masyarakat penerima manfaat cukup mudah dalam melakukan transaksi pembelian. Itu karena hanya membutuhkan sedikit atau bahkan tanpa memerlukan perubahan perilaku.
Agen atau penjual LPG dapat melakukan proses transaksi dengan lancar, untuk setiap penerima manfaat berlangsung rata-rata 2 sampai 3 menit secara keseluruhan mulai dari datang ke toko sampai mengambil LPG.
Untuk proses verifikasi wajah berlangsung tanpa masalah, tapi untuk penggunaan sidik jari butuh waktu lebih lama, untuk metode verifikasi dengan kode voucher juga berlangsung lancar, tapi dalam jumlah yang sedikit terkendala akibat penerima manfaat tidak mengingat nomor PIN.
Prosentasi penyaluran, atau jumlah masyarakat yang melakukan transaksi sampai batas waktu rata-rata 84 persen diseluruh wilayah. Dengan wilayah penyaluran tertinggi di Tomohon sebanyak 96 persen.