Semester II 2019, HSBC Prediksi The Fed Turunkan Suku Bunga Dua Kali

Bank sentral Amerika Serikat (AS) akan turunkan suku bunga mendorong investor mencari imbal hasil investasi lebih tinggi.

oleh Bawono Yadika diperbarui 20 Jun 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2019, 16:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Bawono Y)
HSBC (Foto:Liputan6.com/Bawono Y)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memutuskan mempertahankan suku bunga 2,25-2,5 persen usai pertemuan dua hari, 18-19 Juni 2019. Lalu kapan bank sentral AS bakal turunkan suku bunga acuan?

Managing Director Chief Market Strategist Asia HSBC Private Banking, Cheuk Wan Fan mengatakan, pihaknya memperkirakan the Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September dan 25 basis poin pada Desember 2019.

"Siklus kenaikan suku bunga The Fed telah mencapai akhir. Kami berharap kisaran target dana federal tetap tidak berubah yakni pada 1,75-2,00 persen selama 2020," tuturnya di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Fan melanjutkan, suku bunga yang lebih rendah untuk kondisi yang lebih lama akan bertahan, mendorong investor untuk mengambil posisi dalam kelas aset dengan imbal hasil lebih tinggi. Itu seperti saham dividen dan obligasi dengan imbal hasil tinggi di Asia.

"Dari sisi keseimbangan, secara umum paparan risiko kami mendekati netral," ujarnya.

Fan menuturkan, pada paruh kedua 2019, pihaknya masih melihat peluang menarik di sektor konsumen yang mendapat keuntungan dari kenaikan upah dan insentif pemerintah di AS dan meningkatnya kekayaan pribadi di Asia.

"Setelah ketegangan perdagangan mendorong volatilitas mereda, saham teknologi diharapkan untuk tetap menjadi kekuatan pendorong kinerja pasar ekuitas. Baik manusia dan mesin bekerja bersama untuk mengisi ulang siklus," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan pada Pertemuan Juni

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed)  memberi sinyal dapat memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada 2019. Hal ini merespons meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan penurunan inflasi.

Selain itu, The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga 2,25 persen-2,5 persen  setelah pertemuan dalam dua hari pada 18-19 Juni 2019. The Fed berjanji bersabar dalam menyesuaikan suku bunga dan menyatakan akan bertindak untuk mempertahankan ekspansi ekonomi hampir 10 tahun ini.

Penetapan suku bunga acuan itu terjadi dengan hanya satu keberatan oleh Presiden Fed St Louis James Bullard. Hal ini menandai perbedaan pendapat pertama dalam kepemimpinan Jerome Powell. Bullard sebelumnya menyarankan penurunan suku bunga segera mungkin

Pejabat the Fed kini terpecah apakah akan terus mempertahankan tingkat suku bunga tanpa batas pada sisa tahun berjalan 2019 atau memangkas suku bunga sebanyak satu atau dua kali.

Potensi penurunan suku bunga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perang dagang AS-China. Ketegangan perang dagang itu berdampak terhadap ekonomi AS.

Adapun delapan dari 17 pejabat the Fed mendukung mempertahankan suku bunga. Selama konferensi pers, Powell mencatat pasar tenaga kerja AS sehat meski pun the Fed mengkhawatirkan sejumlah laporan tenaga kerja yang lemah baru-baru ini.

The Fed memperkirakan pengangguran akan tetap rendah pada 2019 dan tahun selanjutnya.

Pengeluran konsumen yang merupakan sekitar 70 persen dari ekonomi AS, tetap kuat. Namun, Powell mencatat risiko kurang menguntungkan telah meningkat dan ketidakpastian, serta menegaskan kembali kalau the Federal Reserve akan bergerak sesuai kebutuhan untuk melanjutkan ekspansi ekonomi AS.

"Mengingat ketidakpastian ini dan tekanan inflasi yang diredam, komite akan memonitor dengan seksama implikasi informasi yang masuk untuk prospek ekonomi dan akan bertindak sesuai untuk mempertahankan ekspansi," kata the Federal Open Market Committee, seperti dikutip dari laman CNN Money, Kamis, 20 Juni 2019.

The Fed Siap Merespons

Ilustrasi The Fed
Ilustrasi The Fed

Pernyataan tersebut serupa dengan apa yang disampaikan Powell dalam minggu sebelumnya di Chicago.

Ia mengatakan kepada investor, the Fed siap untuk merespons kebijakan moneter jika strategi perdagangan pemerintahan di bawah Presiden AS Donald Trump akhirnya mengancam ekonomi AS.

"Kami sedang memantau dengan seksama implikasi dari perkembangan ini bagi prospek ekonomi AS, dan seperti biasa, kami akan bertindak sesuai untuk mempertahankan ekspansi," tutur Powell.

Pernyataan tersebut membantu memicu harapan kalau the Fed akan menurunkan suku bunga setidaknya sekali atau lebih sebelum akhir tahun karena perang dagang.

Tujuh dari 17 peserta di dewan pembuat kebijakan the Fed sekarang mengantisipasi potensi dua kali penurunan suku bunga yang mungkin diperlukan pada 2019. Sedangkan satu anggota memperkirakan satu kali penurunan suku bunga cukup untuk menjaga ekonomi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya