Survei BI : Inflasi Juni Turun Jadi 0,53 Persen

Secara tahunan (year on year) inflasi pada Juni berada pada angka 3,26 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2019, 15:00 WIB
Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada bulan Juni berada pada kisaran 0,53 persen. Angka ini menurun sedikit dibanding inflasi Mei yang sebesar 0,68 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan prediksi mengacu pada survei pemantauan harga (SPH) mingguan yang rutin dilakukan BI.

"Mengenai inflasi pada bulan Juni pemantauan kami SPH sampai dengan minggu ketiga kita perkirakan pada bulan Juni ini inflasinya turun menjadi 0,53 month to month (mtm)," kata dia, saat ditemui di mesjid BI, Jakarta, Jumat (21/6/2019).

Dengan demikian, secara tahunan (year on year) inflasi pada Juni berada pada angka 3,26 persen. Penyumbang inflasi minggu ketiga tidak jauh berbeda dengan dua minggu sebelumnya. Yaitu bahan makanan dan transportasi angkutan umum antar kota.

"Banyak berkaitan dengan Idul Fitri ya, masih cabai merah, tarif angkutan antar kota juga daging ayam dan juga beberapa bahan makanan," ujarnya.

Akan tetapi, pada minggu ketiga kali ini bawang putih mengalami penurunan harga sehingga tidak ikut menjadi penyumbang inflasi.

"Tapi kalau kita lihat bawang putih sudah menurun ya, tempo hari agak naik sekarang sudah turun ya," dia menandaskan.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Inflasi Mei Dapat Jadi Tanda Ekonomi Meningkat

Inflasi
Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi Mei 2019 sebesar 0,68 persen. Angka ini memang lebih tinggi dari perkiraan ekonom. Hanya saja hal itu tidak perlu dikhawatirkan.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto mengatakan laju inflasi pada Mei ini justru bisa menjadi indikasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini lebih baik.

Ia menuturkan, lonjakan inflasi Mei 0,68 persen menyiratkan geliat ekonomi yang tinggi dari sisi konsumsi rumah tangga. Tercermin dari lonjakan harga kelompok bahan makanan, makanan jadi serta transportasi dan komunikasi jelang Lebaran.

"Hal ini berefek positif ke pertumbuhan ekonomi (PDB) triwulan kedua yang diperkirakan sebesar 5,15-5,25 persen (YoY)," kata dia kepada Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (16/6/2019).

Laju inflasi Mei tersebut, kata Ryan, hal itu terjadi secara musiman jelang Lebaran yang permintaan konsumsi masyarakat melonjak terutama terhadap bahan makanan; makanan jadi, rokok dan tembakau; serta transportasi dan komunikasi, dibarengi dengan lonjakan harga sekaligus. 

Selain itu, secara umum, arah laju inflasi bulanan yang 0,68 persen, inflasi year to date yang 1,48 persen maupun tahunan (yoy) yang 3,32 persen masih sesuai kisaran. 

"Diharapkan inflasi sepanjang tahun ini berkisar 3,2-3,3 persen yoy sesuai dengan jangkar yaitu 3,5 plus minus 1 persen," pungkas dia.

 

BPS: Inflasi Mei 2019 0,68 Persen

Kantor BPS
cdcindonesia

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama Mei sebesar 0,68 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto menyebutkan inflasi 0,68 persen tersebut secara tahun kalender Januari - Mei adalah sebesar 1,48 persen.

"Sementara inflasi tahun ke tahun adalah 3,32 persen," kata dia di kantornya, Senin, 10 Juni 2019.

Dia menegaskan, inflasi pada Mei yang pada waktu tersebut adalah momen Ramadan dan Idul Fitri termasuk kategori terkendali.

"Target yang dipasang oleh pemerintah adalah 3,5 persen, dengan memperhatikan target ini saya akan simpulkan bahwa inflasi Mei 2019 terkendali," tegasnya.

Dia mengungkapkan, dari 82 kota yang dilakukan pemantauan 81 diantaranya mengalami inflasi. Hanya satu kota yang mengalami deflasi, yaitu Merauke.

"Dari 82 kota yang kita pantau, 81 kota mengalami inflasi, bisa dipahami karena ini bulan Ramadan. Hanya satu kota yang mengalami deflasi yaitu di Merauke. Merauke deflasi karena penurunan harga berbagai komoditas sayuran dan beras," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya