Harga di Peternak Anjlok, Kemendag Minta Pasar Taati Harga Acuan Ayam

Akibat kelebihan pasokan, banyak produksi daging ayam yang tidak terserap di pasar tradisional.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Jun 2019, 13:03 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2019, 13:03 WIB
Daging ayam potong segar di Pasar Slipi
Daging ayam potong segar di Pasar Slipi. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menduga, anjloknya harga ayam di tingkat peternak saat ini lantaran kelebihan pasokan (oversupply) sehingga banyak produksi daging ayam yang tidak terserap di pasar tradisional.

Oleh karenanya, Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih meminta kepada pelaku pasar agar menaati harga acuan ayam yang telah ditetapkan.

"Pertama, tentu kami akan berpegang pada harga acuan itu seperti apa. Kami akan bicara dengan sektor hulu, tolong supply-nya jangan terlalu besar. Harus direm dulu supaya tidak oversupply," imbuh dia di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

"Artinya sekarang kami minta supaya supply jangan terlalu berlebihan di pasar, karena akan turun harga itu, kasian," dia menambahkan.

Adapun Kemendag telah mematok harga acuan ayam di tingkat peternak sebesar Rp 18 ribu per kg melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018.

Meski harga ayam di tingkat peternak merosot, namun harga jual kepada konsumen ditenggarai masih tetap dan belum berubah. Menindaki hal tersebut, Karyanto bilang bahwa Kemendag akan berkoordinasi dengan pihak hulu dan produsen.

"Itu antara lain yang sedang kami lakukan, koordinasi dengan hulu dan produsen. Dimana sebetulnya dia banyak supply-nya lalu dimana yang kurang. Itu yang akan kami atur, tapi kami sudah punya harga acuan," tegas dia.

Dia pun menyatakan bakal terus mengkaji penetapan harga acuan ayam sehingga tidak memberatkan salah satu sisi, baik itu peternak maupun konsumen.

"Kami akan kajian terus apakah sesuai atau tidak, karena harga acuan juga ditetapkan berdasarkan masukan, bukan kami sendiri. Kami bicara dengan pelaku usaha berapa persisnya yang cocok. Kami hitung bersama secara detail," urainya.

"Karena akan menjadi anomali kan, di satu sisi tiba-tiba naik di tingkat konsumen. Di sisi lain peternak rugi. Ini yang sedang bersama kami dengan kemnterian lain mencari jalan keluar," dia menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Ayam Stabil, Namun Pedagang Keluhkan Sepi Pembeli

Inflasi
Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga daging sapi dan daging ayam tercatat normal pada hari ini. Sejumlah pedagang daging ayam di Pasar Rumput, Setiabudi, mengakui pada pekan ketiga Lebaran ini, harga ayam tak berubah jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Pedagang ayam di Pasar Rumput, Ibu Sri (52) mengatakan, harga daging ayam saat ini normal. Dirinya, kini membanderol daging ayam seharga Rp 25 ribu per kilogram (kg).

Tetapi, ada satu yang dikeluhkan Sri mengenai daging ayam hari ini. Kata dia, Lebaran kali ini berbeda dengan euforia Lebaran sebelumnya. Menurut Sri, Lebaran 2019 terhitung sepi pembeli.

"Wah, sepi banget. Biasanya itu saya stok 300 ekor langsung habis dan stok lagi sampai dua kali lipat. Ini sampai H+2 Lebaran aja stok masih banyak," keluhnya kepada Liputan6.com, di Jakarta Selatan, Senin (24/6/2019). 

Sri menjelaskan, menurunnya minat pembeli daging ayam disebabkan masyarakat semangat untuk pulang ke kampung halaman di tahun ini.

"Iya karena pada pulang. Kan lancar tuh di jalan. Biasanya berangkat jam 4 pagi sampai sana jam 9 malem, ini sekarang 7 jam aja sudah sampai di kampung. Jadi kerasa banget orang-orang itu pada pulang. Alhasil kita jualan disini sepi," paparnya.

"Padahal saya sudah bela-belain enggak pulang ke Solo. Sampai hari ini belum pulang, masih jualan," tambah Sri.

Belum Turun, Harga Telur Ayam Masih di Kisaran Rp 25 Ribu per Kg

Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Penjual menunjukkan telur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (24/7). Harga telur ayam mengalami penurunan di angka Rp 26 ribu per kilo. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Pekan ketiga usai Lebaran 2019, harga telur ayam ras masih tercatat tinggi di pasar tradisional. Berdasarkan pantauan Liputan6.com Senin (24/6/2019), harga ayam telur ras dibanderol Rp 25 ribu per kilogram (kg). Itu dengan harga yang menurut penjual telur masih berpotensi naik lagi pada minggu ini.

Salah satu agen telur di Pasar Rumput, Setiabudi, Hedi (28) mengatakan, telur ayam kini memang tengah tinggi pasar tradisional. Menurut dia, sudah tidak mungkin lagi telur dijual seharga Rp 23 ribu per kg.

"Lagi banyak yang minta. Kita sekarang jual Rp 24-25 ribu per kg. Nggak cuma telur ayam kok, telur puyuh sama telur kampung juga lagi tinggi," jelasnya di Pasar Rumput, Jakarta Selatan.

Untuk telur puyuh, yang biasanya dijual Rp 30 ribu per kg, kini dibanderol menjadi Rp 32 ribu per kg. Kemudian telur ayam kampung sebesar Rp 2.500 per butir.

Senada, Ibu Rusdi (52) mengungkapkan harga telur usai Lebaran justru mengalami kenaikan jika dibandingkan sebelum perayaan Lebaran.

"Lebaran itu nggak naik, habis Lebaran malah tren-nya telur itu naik. Sekarang saya jual Rp 24 ribu per kg, tapi ini ada potensi sampai Rp 26 ribu per kg," paparnya.

Jika dilihat dari Info Pangan DKI Jakarta hari ini, harga telur ayam ras memang tercatat mengalami kenaikan Rp 205 menjadi Rp 24.130 per kg.

Usai Lebaran, Harga Telur di Pasar Slipi Belum Turun

Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Penjual merapikan telur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (24/7). Harga telur ayam mengalami penurunan di angka Rp 26 ribu per kilo. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, harga telur masih stabil usai hari raya Lebaran atau belum mengalami penurunan. Namun, harga yang dipatok antar penjual memiliki selisih yang lumayan jauh, yakni sekitar Rp 3.000.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com di Pasar Slipi, ada pedagang yang menjual dengan harga Rp 23 ribu per kilogram (kg), tetapi ada juga yang menjualnya di harga Rp 26 ribu per kg.

Salah satu pedagang menyebut harga masih lebih baik dari pekan lalu.

"(Harga) enggak turun, enggak naik. Jualnya Rp 26 ribu per kg. Minggu lalu sempat Rp 27 ribu. Jadi sempat turun," jelas Hj. Sumiyem (62) kepada Liputan6.com, Senin (17/6/2019).

Sumiyem berkata harga jual telur ayam kampung sedikit mahal, ia membelinya seharga Rp 2.700 per butir, kemudian dijual Rp 3.000 per butir, sedangkan telur ayam merah dijual Rp 2.500 per butir.

Harga tersebut sama dengan harga telur bebek yakni, Rp 2.500 per butir. Sementara, telur puyuh dijual Rp 32 ribu per kg.

Ada juga pedagang yang menjual lebih murah. Toko Sabar menjual telur dengan harga Rp 25 ribu per kilogram (kg). Ada juga Toko Adam yang menjual dengan harga lebih murah, yakni Rp 23 ribu per kg.

"Harga telur masih Rp 23 ribu per kg," ujar pemilik Toko Adam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya