Aliran Masuk Dana Asing Jadi Tenaga Buat Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.104 per dolar AS hingga 14.129 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Jul 2019, 12:45 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 12:45 WIB
20161109- Donald Trump Unggul Rupiah Terpuruk-Jakarta-Angga Yuniar
Rupiah pada saat istirahat siang ini tercatat melemah sebesar 162 poin atau turun tajam 1,24 persen ke kisaran Rp 13.246 per dolar AS, Jakarta, Rabu (9/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dana asing yang masuk ke pasar modal Asia dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Mengutip Bloomberg, Kamis (4/7/2019), rupiah dibuka di angka 14.115 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.120 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.104 per dolar AS hingga 14.129 per dolar AS. Jika Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1,81 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spt Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.106 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.160 per dolar AS.

"Hari ini minim sentimen. Pasar cenderung flat," kata analis Bank Mandiri Rully Arya dikutip dari Antara.

Sementara itu, ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, dana asing yang masuk ke pasar modal Asia dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Dana asing yang masuk ke pasar modal Asia terus mengalir dari awal tahun dengan nilai total mencapai USD 251,83 miliar. Untuk di pasar saham diperkirakan mencapai USD 100,83 miliar dan sebesar USD 15 miliar ke pasar obligasi.

Sementara untuk Indonesia termasuk yang mendapat aliran dana masuk yang cukup besar.

Data Bloomberg mencatat masuknya dana asing ke pasar saham mencapai USD 4,9 miliar dan ke pasar obligasi sebesar USD 6,6 miliar.

"Sentimen positif investor meningkat seiring dengan ketidakpastian menurun terkait isu perang tarif dan suku bunga the Fed, yang bisa membuat sentimen masuknya dana tersebut masih berlanjut hingga akhir tahun ini," kata Lana.

Lana memprediksi pada hari ini rupiah akan mengalami koreksi seiring mata uang kuat Asia yaitu yen dan dolar Hong Kong yang dibuka melemah terhadap dolar AS pagi ini.

"Ini bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini. Kemungkinan rupiah bergerak antara 14.120 per dolar AS sampai 14.140 per dolar AS," kata Lana.

BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020

Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller menunjukkan mata uang dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.

Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia pada Selasa 11 Juni 2019. 

Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.

"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.

"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.

Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya