Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya perkembangan dan pertumbuhan cukup signifikan pada jumlah investasi di produk reksa dana syariah.
Deputi Direktur Pengelolaan Investasi OJK Halim Haryono menyebutkan, jumlah investor maupun dana kelolaan reksa dana syariah meningkat 4 kali lipat sejak 5 tahun terakhir.
"Reksa dana syariah mengalami pertumbuhan. Sekitar 5 tahun lalu dana kelolaan cuma Rp 11 triliun, sekarang naik 4 kali lipat lebih jadi sekitar Rp 36 triliun," kata dia dalam sambutannya pada peluncuran Reksadana Umrah, di Kebayoran, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, market share reksa dana syariah juga meningkat sesuai harapan. Dari angka di bawah 5 persen sekarang telah tembus 7 persen.
"Jadi market share dari reksa dana syariah sudah 7 persen, dulu mencapai 5 persen saja susah sekali, sekarang sudah terlampaui," ungkapnya.
Dia mengajak masyarakat yang masih belum berinvestasi untuk segera menaruh uangnya pada reksa dana syariah. Sebab menurutnya saat ini masih banyak masyarakat yang belum teredukasi mengenai cara berinvestasi.
"Selama ini yang masih belum berinvestasi di pasar modal yang selama ini batu sebatas menabung di bank dan sebagainya, investasi sebatas di emas, ini ada alternatif lagi yaitu reksa dana syariah," tutupnya.
 Reporter: Yayu Agustini RahayuÂ
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investor Syariah
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pertumbuhan jumlah investor syariah naik sampai 100 persen menjadi 89.072 investor di tahun ini. Komposisi investor saham syariah Indonesia pada 2018 mencapai 44.536 investor.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah, Irwan Abdalloh mengatakan, angka investor syariah 2018 naik 92 persen dibandingkan 2017 sebesar 23.207 investor.
"Semua bicara tentang data dan fakta, jadi tidak lagi katanya-katanya. Karena RI punya potensi pasar modal syariah terbesar di dunia. Data World Bank 2017 menunjukkan 87 persen penduduk kita muslim dan 64 persen kelompok produktif," ujarnya pada 18/ maret 2019.
Jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham yang tercatat di data Single Investor Identification (SID) PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 2018, maka total jumlah investor saham syariah baru mencapai 5,2 persen.
Adapun sebaran jumlah investor saham syariah terbesar berada di Pulau Jawa mencapai 60 persen atau setara dengan 26.681 investor. Posisi kedua wilayah Sumatera dengan jumlah sebesar 19 persen atau setara 8.467 investor. Ketiga di pulau Kalimantan dengan jumlah investor mencapai 7 persen atau setara dengan 3.034 orang.
"Untuk pulau Jawa, paling banyak itu investornya di Jawa Timur yakni 5.792 orang, kemudian Jawa Barat 5.588 orang dan posisi ketiga itu DKIJakarta dengan 5.444 investor atau 20,6 persen," jelasnya.
Untuk meningkatkan jumlah investor, strategi BEI adalah melalui edukasi tatap muka dengan calon investor di berbagai daerah. BEI ikut melibatkan Dewan Syariah Nasional dan juga perusahaan efek. "Jadi program kami adalah inklusi, transaksi, dan insentif kepada calon investor," tandas dia.
Â
Advertisement