Liputan6.com, Jakarta Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai anak muda atau generasi milenial punya potensi untuk diberi kesempatan menumpahkan kreativitasnya pada kabinet baru presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2024.
Menurut Bhima, ide-ide segar kaum milenial bisa diwadahi di beberapa kementerian/lembaga yang memang membutuhkan kreativitas. Seperti Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Pariwisata, hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
"Atau kalau perlu dibuat Kementerian Ekonomi Digital. Sangat penting sekali peran ekonomi digital, terutama di era revolusi industri 4.0 dan bonus demografi. Selama setahun nilai transaksi e-commerce sudah melewati Rp 100 triliun, dan munculnya Unicorn di indonesia dengan valuasi diatas USD 1 miliar mengalahkan perusahaan perusahaan raksasa," ungkap dia kepada Liputan6.com, Sabtu (13/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia menyatakan, sektor ekonomi digital ini perlu penanganan khusus di dalam negeri dalam bentuk kementerian. Dia berkaca kepada Thailand yang sudah terlebih dahulu memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif dengan membentuk Kementerian Ekonomi Digital.
"Bahkan dibanding Thailand posisi Indonesia soal mendorong ekonomi digital sudah tertinggal jauh. Thailand punya kementerian ekonomi digital yang fokus mempercepat perizinan, memberikan insentif untuk inovasi maupun pengembangan startup," cibir dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Banyak yang Dianggap Pantas
Menilik ke dalam negeri, ia melanjutkan, Indonesia sebenarnya sudah memiliki banyak sosok yang menjadi leading pengembangan ekonomi digital. Semisal Nadiem Makarim yang dianggap sukses mengembangkan startup unicorn seperti Go-Jek.
"Yang terpenting sosok untuk jadi Menteri (Ekonomi Digital) harus muda, kreatif, punya integritas dan track record yang baik, serta komunikator handal," ujar dia. Kendati begitu, Bhima masih belum mau menyebut nama secara spesifik, siapa anak muda yang bisa diangkat jadi menteri untuk kabinet baru nanti.
"Banyak anak muda yang capable, tidak harus dari startup. Bisa dari profesional, atau bahkan birokrat muda. Yang penting punya visi dan ide yang mendobrak," tegas dia.
Saat ditanya visi dan ide mendobrak seperti apa yang diperlukan untuk penyegaran di kabinet kerja 5 tahun ke depan, ia mengatakan itu bisa dari berbagai hal. Mulai dari mempermudah proses perizinan perusahaan startup hingga memicu kegiatan ekspor lewat aplikasi digital.
"(Visi dan ide mendobrak seperti apa yang kini dibutuhkan?) Meningkatkan belanja riset diatas 1 persen dari PDB, mempermudah perizinan startup, mendorong UMKM go ekspor melalui aplikasi digital," pungkas Bhima.
Advertisement
Milenial Hanya Cocok Jadi Menpora dan Kepala Bekraf
Wacana untuk mengikutsertakan golongan muda atau generasi milenial ke dalam jajaran kabinet pemerintahan baru Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini tengah ramai. Beberapa nama pengusaha muda seperti founder Go-Jek Nadiem Makarim hingga CEO Bukalapak Achmad Zaky dinilai punya potensi untuk jadi menteri untuk masa jabatan 2019-2025.
Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam berpendapat, ide penarikan milenial menjadi menteri atau petinggi negara di bawah Jokowi merupakan sebuah rencana baik.
Namun, menurutnya, kesempatan bagai milenial hanya cocok diberikan untuk dua posisi jabatan menteri saja, yakni Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) serta Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
"Itu usulan bagus. Menteri milenial kita butuhkan menyesuaikan zaman. Tapi untuk posisi yang tepat, seperti Menteri Pemuda dan Olah Raga atau Kepala Bekraf," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (5/7/2019).
Di luar kedua jabatan itu, milenial dianggapnya belum terlalu berkompetensi untuk mendudukinya. Sebab, ia mengatakan, posisi menteri memiliki tanggung jawab besar yang harus disertai dengan pengalaman, khususnya di bidang ekonomi.
"Saya kira itu saja. Terlalu banyak yang milenial berisiko juga. Untuk bidang ekonomi diperlukan mereka yang punya latar belakang dan pengalaman bidang ekonomi yang kuat," tegas dia.