Liputan6.com, Jakarta - Situs jual beli online atau e-commerce Bukalapak angkat bicara soal tudingan yang menyatakan bahwa Bukalapak telah bekerja sama dengan kelompok radikal. Bukalapak menekankan bahwa mereka sama sekali tidak pernah bekerja sama dengan lembaga penyalur donasi yang terafiliasi dengan gerakan radikal dan ilegal.
Dikutip dari keterangan resmi Bukalapak, Selasa (23/7/2019), perusahaan sangat menyesalkan adanya informasi tidak akurat di media sosial yang mengatakan bahwa Bukalapak bekerja sama dengan lembaga penyalur donasi yang terafiliasi dengan gerakan radikal dan ilegal.
Advertisement
Baca Juga
"Informasi itu tidak benar dan dapat menyesatkan masyarakat," tulis pernyataan tersebut.
Bukalapak bekerjasama dengan berbagai lembaga kemanusiaan yang tersertifikasi pemerintah, seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, dan Kitabisa untuk menyalurkan donasi dari pengguna aplikasi.
Bukalapak mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai dan turut menyebarkan hoax yang beredar di berbagai jejaring media sosial dan WhatsApp Group ini.
Sebagai mitra dari jutaan UMKM, Bukalapak akan berupaya sekuat tenaga guna menjaga kepercayaan pengguna dan memastikan bangsa Indonesia dapat terus merasakan dampak positif dari inovasi teknologi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
500 Ribu Toko Kelontong dan Warung Sudah Jadi Mitra Bisnis Bukalapak
Sebelumnya, salah satu start-up Unicorn Indonesia, Bukalapak memaparkan perkembangan agenda bisnisnya tahun ini. Pada 2019, Bukalapak akan fokus meningkatkan kinerja kemitraan dengan warung dan toko kelontong.
Co-founder dan Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid menyatakan saat ini sudah ada lebih dari 500 ribu warung dan toko kelontong yang bekerja sama dengan Bukalapak. Pastinya, jumlahnya akan terus ditingkatkan.
"Tahun ini kami fokus ke warung, progress-nya bagus. Sampai sekarang sudah ada lebih dari 500 ribu mitra Bukalapak," jelas Fajrin di Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Tidak hanya itu, Bukalapak juga akan menggencarkan layanan bayar pajak kendaraan bermotor online (khusus daerah Jawa Barat).
Dua agenda bisnis ini sejalan dengan prinsip high impact entrepreneurship yang diterapkan Bukalapak, dimana suatu bisnis tidak berjalan semata-mata untuk mencari profit, namun juga dapat berdampak baik bagi masyarakat.
Untuk produk yang dijual sendiri, Fajrin menyatakan Bukalapak tidak punya tema produk khusus yang ingin digencar penjualannya. Selama tren sedang berlangsung, Bukalapak akan menonjolkan produk tren andalannya.
"Kita nggak punya tema khusus tapi sekarang yang sedang banyak dicari itu produk fashion ya. Nanti bulan ramadhan produk-produk islami, itu hal yang kita pelajari saja,"Â dia menandaskan.
Advertisement