Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan sulit bagi maskapai menyediakan tiket pesawat murah setiap hari atau seminggu penuh.
Untuk diketahui, saat ini penerbangan murah hanya tersedia pada Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul 10.00 sampai pukul 14.00 waktu setempat.
"Kalau full seminggu itu, yang sedang kita urusi, enggak bisa. Kalau dengan sekarang, kita perkiraannya berdarah darah ini (masakapai) nanti," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menko Darmin melanjutkan, ke depan pemerintah bakal mengkaji pos-pos pengeluaran maskapai yang masih bisa dihilangkan. Langkah ini nantinya akan berdampak pada harga tiket terjangkau untuk jangka panjang.
"Lebih baik kita benahi kita kurangi berbagai faktor yang sebenarnya masih bisa diturunkan. Masih banyak aspek yang bisa dikaji," jelasnya.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, kenaikan harga tiket pesawat terjadi karena dalam kurun waktu empat tahun belakangan tidak ada pembaharuan harga oleh maskapai. Oleh karena itu, kenaikan mulai dilakukan sejak awal tahun.
"Artinya gini, emang betul harga tiket itu naik tinggi, tapi itu karena mereka terlalu sibuk tadinya memperebutkan pasar. 4 tahun dia enggak naik-naik kan. Tiba-tiba sekali naik banyak," tandasnya.
Â
Reporter:Â Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Diskon Tarif, Harga Tiket Pesawat di 41 Kota Turun
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menyatakan bawha kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menjadi satu-satunya yang menyumbang deflasi pada Juli 2019. Di mana deflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 0,36 persen dengan adnil 0,06 persen.
Suharyanto mengatakan, kelompok transportasi menjadi penyumbang terbesar dalam deflasi. Salah satunya karena penurunan tarif tiket pesawat yang andilnya sebesar 0,03 persen pada periode Juli 2019.
Dia mengatakan deflasi pada angkutan ini udara di dorong sejumlah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk menurunkan tarif tiket pesawat yang tinggi sejak akhir tahun lalu. Mulai dari penurunan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat hingga kebijakan diskon tarif sebesar 50 persen yang dilakukan di hari dan jam tertentu.
"Sehingga ini menyebabkan penurunan tarif tiket pesawat di 41 kota dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), membuat deflasi angkutan udara di Juli sebesar 0,03 persen," ujar pria yang akrab disapa Kecuk di Kantornya, Jakarta, Kamis (1/8).
Di sisi lain, deflasi angkutan udara ini juga didorong karena kembali normalnya permintaan, mengingat sudah melewati masa mudik Lebaran. "Tentunya permintaan kembali normal, kalau permintaan turun maka harga juga turun," katanya.
Kecuk menyampaikan meski di bulan Juli 2019 angkutan udara mengalami deflasi, namun secara tahun kalender Januari-Juli 2019 angkutan udara terjadi inflasi sebesar 3,09 persen secara year to date. Sedangkan secara tahunan angkutan udara mengalami inflasi 0,20 persen year on yera.
Adapun pada kelompok transportasi yang juga turut menyumbang deflasi yakni tarif angkutan antar kota dengan andil 0,04 persen dan angkutan kereta api 0,0 persen. "Ini juga karena Lebaran berakhir, permintaan pun kembali normal sehingga tarif turun," kata dia.
Advertisement