Liputan6.com, Jakarta - Harga emas terus mengalami lonjakan pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta). Kenaikan harga emas ini dipacu oleh pulihnya pasar ekuitas pulih, penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan pedagang yang mengunci keuntungan setelah emas naik melewati USD 1.500 ke level tertinggi lebih dari enam tahun di sesi sebelumnya.
Dikutip dari laman CNBC, Jumat (9/8/2019), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.506,8 per ounce. Sementara untuk harga emas berjangka AS turun 0,8 persen menjadi USD 1.507,5 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Harga emas telah naik lebih dari 16 persen sepanjang tahun ini, dan sekitar USD 100 selama seminggu terakhir, di tengah ketegangan perdagangan antara AS dan China, penurunan hasil obligasi dan perubahan kebijakan yang semakin dovish oleh bank sentral global.
"Kami mendapat sedikit reli bantuan yang terjadi di pasar ekuitas di sini. Jadi, emas berjangka menarik kembali sedikit setelah kenaikan luar biasa," kata Phillip Streible, Ahli Strategi Komoditas Senior di RJO Futures, mengatakan, menambahkan.
Menurut dia, kenaikan harga emas masih belum berakhir dan pasar melihat koreksi kecil. Pasar saham menikmati pemulihan sementara pada Kamis ini, karena stabilnya yuan mengembalikan ketenangan di pasar.
Imbal hasil obligasi 10 tahun AS juga sedikit pulih, naik 6,7 basis poin menjadi 1,76 persen. Semalam, hasil pada obligasi 30 tahun AS turun sebesar 2,123 persen, tidak jauh dari rekor terendah 2,089 persen yang ditetapkan pada 2016.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dolar AS Menguat
Dolar AS naik 0,1 persen terhadap rival utama, membuat greenback berdenominasi emas lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
"Harapan bahwa Federal Reserve AS akan menjadi lebih agresif tentang penurunan suku bunga. Kami telah melihat empat bank sentral menurunkan suku bunga," kata RJO Futures Streible.
Pada Kamis ini, bank sentral Filipina memangkas suku bunga pinjaman, mengikuti langkah serupa yang dilakukan oleh Selandia Baru, India dan Thailand.
Setelah penurunan suku bunga Fed pekan lalu, suku bunga berjangka menyarankan pedagang bertaruh bank sentral akan memotong suku bunga tiga kali lagi pada akhir tahun untuk menghindari resesi.
Di sisi teknis, harga emas spot dapat naik lebih jauh ke USD 1.524, karena telah membersihkan resistance di USD 1.497 per ounce, menurut analis teknis Reuters Wang Tao.
Mencerminkan selera investor untuk emas batangan, kepemilikan di dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, telah meningkat 7,3 persen sepanjang tahun ini.
Advertisement