Produk Indonesia Harus Kompetitif di Tengah Tren Penurunan Suku Bunga

Enggartiasto juga menyoroti tren penurunan ekspor RI terhadap sejumlah mitra dagang Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2019, 14:24 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 14:24 WIB
Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto tercatat pernah memegang jabatan antara lain Ketum Real Estate Indonesia (REI), periode 1992-1995. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan sejumlah negara di dunia telah menurunkan suku bunga acuan. Penurunan tersebut merespons ketidakpastian ekonomi global.

"Bagaimana kondisi dunia dan perang dagang. Tiga negara sudah turunkan suku bunga itu ada New Zealand, Thailand, dan India," tuturnya di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Enggartiasto menjelaskan, dengan fenomena pemangkasan suku bunga serempak tersebut, tantangan Indonesia ialah membuat produk-produk domestik menjadi kompetitif dan unggul.

"Tantanganya apakah produk-produk kita bisa komeptitif atau tidak karena saat ini produk kita tidak kompetitif dari segi harga," ujarnya.

Selain itu, Enggartiasto juga menyoroti tren penurunan ekspor RI terhadap sejumlah mitra dagang Indonesia. Sebab itu, RI perlu menciptakan akses pasar dari situasi global yang kini dihadapi berbagai negara besar di dunia.

"Kita kejar ketinggalan dengan market access, karena kita sudah lost market dengan Turki dan India. Di sisi lain, kecenderungan beberapa negara sudah semakin kuat proteksionism," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Buka Kemungkinan Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan

BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo saat memberikan keterangan usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (21/2). BI kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7RRR) di angka 6 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) terus menerapkan kebijakan akomodatif guna menstimulus pertumbuhan ekonomi sekaligus menyesuaikan ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI selaku bank sentral membuka ruang lebar untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya di tahun ini.

"Kami sudah memberikan forward guidance, kita masih ada ruang untuk kebijakan akomodatif. Baik itu dengan melonggarkan likuiditas ataupun penurunan suku bunga," tuturnya dalam ulang tahun Kemenko Bidang Perekonomian ke-54 di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Perry melanjutkan, meski pada tahun lalu BI agak sulit menerapkan kebijakan moneter. Tahun ini pihaknya optimistis untuk menjaga stabilitas keuangan dalam negeri.

"Tahun lalu memang agak sulit BI manuver di kebijakan moneter. Tapi kedepan pertumbuhan ekonomi kita akan terus naik. Transformasi ekonomi dengan 3 kunci yaitu optimistis, policy mix, dan sinergi," paparnya.

"Kami sudak buktikan pelonggaran dengan penurunan suku bunga atau pun penurun Giro Wajib Minimum (GWM)," tambah dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya