Konstruksi Bendungan Sidan Bali Ditarget Rampung 2021

Bendungan Sidan dibiayai menggunakan APBN dengan skema tahun kontrak jamak 2018–2021 senilai Rp 800 miliar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Agu 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 19:00 WIB
(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Bendungan Karraloe (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Bendungan Sidan di Kabupaten Badung, Bali, untuk mendukung ketersediaan air baku di Pulau Dewata yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit dunia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melaporkan, Bendungan Sidan merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun pada periode 2015-2019. Dia menyebutkan, dari 7 juta ha jaringan irigasi yang ada, baru sekitar 11 persen yang mendapatkan layanan air dari bendungan.

"Saat ini bendungan yang kita miliki sebanyak 231 bendungan. Diharapkan nanti pada tahun 2024 dengan bertambahnya 65 bendungan baru dapat mengairi 18-19 persen dari total jaringan irigasi di Indonesia," kata Menteri Basuki dalam sebuah keterangan tertulis, Sabtu (10/8/2019).

Bendungan Sidan merupakan bendungan tipe zonel dengan inti tegak yang memiliki panjang puncak 158 meter serta lebar puncak 8,5 meter. Sumber airnya yang ada di waduk ini berasal dari Sungai Ayung.

Secara fasilitas, bendungan juga dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 555 meter dengan diameter 5 meter yang berfungsi untuk pengendali banjir dari debit masuk sebesar 405,09 meter per detik menjadi 138,20 meter per detik debit keluar.

Proses pembangunan bendungan ini dikerjakan oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero)–PT Universal Suryaprima dengan progres fisik mencapai 1,7 persen, dan ditargetkan akan selesai pada 2021.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Telan Biaya Rp 800 Miliar

Ilustrasi – Volume Sungai Citanduy hilir Bendung Menganti, perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat menyusut pada musim kemarau. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Volume Sungai Citanduy hilir Bendung Menganti, perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat menyusut pada musim kemarau. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Ni Made Sumiarsih, mengatakan bahwa Bendungan Sidan memiliki kapasitas tampung sebanyak 3,82 juta meter kubik. Bendungan ini dibiayai menggunakan APBN dengan skema tahun kontrak jamak 2018–2021 senilai Rp 800 miliar.

"Pembangunan Bendungan Sidan akan memberikan manfaat bagi konservasi air, pariwisata, dan yang paling utama adalah penyediaan air baku sebesar 1,75 m3 per detik, dan juga memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) yang nantinya dikoordinasikan dengan pihak PLN," jelasnya.

Selain pembangunan bendungan, Kementerian PUPR di Bali pada 2019 ini juga menganggarkan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di Kabupaten Gianyar. Program ini dilaksanakan secara bertahap dengan melakukan perbaikan, rehabilitasi, dan peningkatan 18 jaringan irigasi di 12 Kecamatan. Saat ini, progres fisiknya mencapai 15,03 persen dengan masa pelaksanaan 4 bulan.

P3TGAI di Provinsi Bali bertujuan untuk meningkatkan jaringan irigasi sebanyak 156 daerah irigasi di 117 Desa yang tersebar di 8 kabupaten dengan anggaran sebesar Rp 56,2 miliar. Program ini turut memberikan manfaat perekonomian di daerah setempat dengan target jumlah tenaga kerja terserap sebanyak 68.060 hari orang kerja (HOK).


Pemerintah Percepat Pembangunan Bendungan di Sumut

Bendungan Sei Busung
Bendungan Sei Busung.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air seperti bendungan di Sumatera Utara (Sumut). Ini untuk mendorong pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

"Pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan perkotaan dan kawasan maju lainnya, tetapi juga infrastruktur di kawasan yang sedang berkembang dan perbatasan untuk mengurangi disparitas sosial, ekonomi dan wilayah," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sebuah keterangan resmi, Kamis (25/7/2019).

Guna mendukung kedaulatan pangan serta meningkatkan produktivitas di sektor pertanian, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air telah menyelesaikan antara lain pembangunan Bendung dan Daerah Irigasi (DI) Sidilanitano di Kabupaten Tapanuli Utara. 

Bendung dan jaringan irigasi yang dikerjakan mulai 2015 hingga 2017 tersebut dibangun dengan biaya Rp 25,3 miliar dengan luas potensial 2.000 ha dan saluran primer sepanjang 9,52 km, yang manfaatnya untuk meningkatkan indek pertanian sebesar 150 persen.

Kementerian PUPR juga membangun Bendungan Lausimeme Di Kabupaten Deli Serdang. Pembangunan Bendungan dikerjakan dalam dua paket, yakni paket pertama dimulai dari persiapan, pembangunan jalan masuk, bendungan utama, dan pekerjaan lain-lain. Sementara paket kedua meliputi pekerjaan jalan relokasi, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, bangunan pengambilan, hidromekanikal, dan bagunan fasilitas.

Proges fisik pekerjaan bendungan hingga 24 Juli 2019 mencapai 5,6 persen dengan massa pelaksanaan 2017-2022. Bendungan Lausimeme memiliki kapasitas tampung seluas 28 juta m3 yang bermanfaat untuk menambah pasokan air baku bagi masyarakat Deli Serdang sebanyak 3 m3 per detik.

Kehadiran Bendungan Lausimeme diharapkan dapat menjadi tampungan air pengendali banjir sebanyak 68,1 m3 per detik dari derasnya aliran air di hulu Sungai Percut dan Sungai Deli, sehingga nantinya akan mengurangi risiko banjir bagi warga Kota Medan dan Deli Serdang. Bendungan juga bermanfaat untuk pembangkit listrik (PLTA minihidro) sebesar 2,80 MW serta sebagai pariwisata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya