Atasi Tumpahan Minyak, Pertamina Bor Sumur Baru

Pertamina mempercepat pengeboran sumur baru relief well (RW) YYA-1RW, yang berfungsi menutup tumpahan minyak di sumur YYA-1.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Agu 2019, 11:12 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 11:12 WIB
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) berhasil mempercepat pengeboran sumur baru relief well (RW) YYA-1RW, yang berfungsi menutup sumur YYA-1.

VP Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya menyatakan, hingga saat ini, PHE ONWJ telah melakukan pengeboran sumur baru YYA-1RW mencapai kedalaman sekitar 624 meter dari target 2.765 meter.

"Kami akan mengontrol sumur YYA-1 melalui sumur baru YYA-1RW ini, sehingga nanti bisa secepatnya menutup sumur agar tidak lagi menumpahkan minyak,” ujar Ifki Sukarya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (10/8/2019).

Menurut Ifki, sumur baru dibor secara miring menuju lokasi lubang sumur YYA-1 hingga mencapai titik kedalaman tanah tertentu untuk menutup sumur YYA-1. Pengeboran sumur baru itu telah dimulai sejak Kamis (1/8/2019) pukul 14.00 WIB atau dua hari lebih cepat dari jadwal semula.

Pengeboran sumur relief well YYA-1RW merupakan upaya Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java untuk menghentikan gelembung gas di sumur YYA-1 setelah selama satu minggu terakhir melakukan survei untuk menentukan titik sumur dan penempatan menara bor (rig).

“Pemilihan lokasi pengeboran sumur baru itu telah melalui kajian keamanan dari tiga aspek yakni HSSE, subsurface, dan seabed survey,” imbuh Ifki.

Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java memakai perusahaan well control kelas dunia untuk mematikan sumur YYA-1 itu yakni Boots & Coots. Perusahaan asal AS itu berpengalaman dan telah terbukti menghentikan insiden serupa sumur YYA-1, dengan skala jauh lebih besar di Teluk Meksiko.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tahan Tumpahan Minyak

Tumpahan minyak Pertamina di Karawang
Tumpahan minyak Pertamina di Karawang (Liputan6/Abramena)

Setelah sumur baru YYA-1RW mencapai titik kedalaman sumur YYA-1 yang ditentukan, maka akan dipompakan lumpur berat dari sumur baru untuk mematikan sumur YYA-1.

"Nanti, setelah sumur YYA-1 dinyatakan mati akan dilakukan monitoring selama 24 jam penuh sebelum dilanjutkan ke proses plug and abandon atau penutupan sumur secara permanen," tegas Ifki.

PHE ONWJ terus berupaya secara optimal menahan tumpahan minyak sumur YYA-1 agar tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan serta mengejar, melokalisasi, dan menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan YYA-1.

Selain penanganan control sumur, PHE ONWJ juga melakukan penanganan oil spill di offshore dan onshore. Di offshore penanganan dilakukan dengan menggunakan 4.200 meter static oil boom di layer pertama dan 400 meter static oil boom di layer kedua untuk mengejar minyak yang lolos IMT juga memasang moveable oil boom 700 meter.

Sebagai langkah antisipasi IMT juga memasang satu set oil boom sepanjang 400 m di sekitar FSRU Nusantara Regas, 4 skimmer dan 44 kapal. Sedangkan di onshore menggunakan, 2670 meter oil boom di muara sungai dan pembersihan bersama dengan masyarakat dan pihak terkait.

 

Penanganan Kebocoran Sumur Pertamina di Blok ONWJ Dipercepat

Tumpahan Minyak Pertamina Cemari Perairan Muara Gembong
Pegawai Pertamina melintas di depan tumpukkan karung berisi limbah tumpahan minyak (oil spill) di Pantai Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Oil spill akibat kebocoran terjadi di sumur lepas pantai YYA1 Karawang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

ertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) mempercepat rencana tajak pengeboran relief sumur YYA-1RW, sebagai upaya menghentikan gelembung gas yang bocor di sekitar sumur tersebut.

VP Relations PHE Ifki Sukarya mengatakan, pengeboran sumur YYA-1 dilakukan setelah selama satu minggu melakukan survey untuk menentukan titik sumur dan penempatan rig.

Pengeboran sumur telah dimulai pada pukul 14.00 WIB pada Kamis (1/8/2019) atau dua hari lebih cepat dari jadwal semula. Sampai Sabtu pukul 06.00 WIB (3/8/2019), pengeboran sudah mencapai kedalaman 136 meter dan terus dilanjutkan sampai target kedalaman 2.765 meter.

“Rig Jack Up Soehanah sudah berada di sekitar lokasi relief well YYA-1RW pada tanggal 27 Juli 2019. Kegiatan mobilisasi rig ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya survey geohazard dan geotechnical , sehingga tidak ada waktu tunggu. Proses pre load bisa langsung dilakukan begitu Marine Survey Waranty diperoleh. Sementara itu beberapa pekerjaan persiapan bisa dilakukan secara simultan sehingga dapat mempercepat waktu tajak dua hari dari rencana awal,” kata Ifki, di Jakarta, Sabtu (3/8/2019).

PHE ONWJ menggandeng perusahaan berpengalaman di bidang pengendalian sumur, untuk menangani kebocoran gas yang terletak di Perairan Laut Karawang ini.

Perusahaan tersebut telah terbukti sukses menangani hal yang sama antara lain peristiwa di Teluk Meksiko, kendati permasalahan yang saat ini terjadi di PHE ONWJ dalam skala yang jauh lebih kecil.

"Selain itu PHE ONWJ juga menggandeng perusahaan lain yang berpengalaman untuk membantu memberikan pandangan dan kajian bersama terkait optimisasi penanganan situasi seperti ini," tambah Ifki.

Menurut Ifki, selama proses pengeboran relief well YYA-1RW berlangsung, PHE ONWJ terus memastikan keselamatan tim, masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi.

"PHE ONWJ terus berupaya optimal menahan tumpahan minyak tidak melebar ke perairan yang lebih luas, dengan melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan dan mengejar, melokalisir, serta menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya