Liputan6.com, Jakarta - Miliarder asal Inggris James Dyson bakal kembali membeli sebuah properti mewah di Singapura. Sebelumnya, ia juga dikabarkan telah membeli sebuah penthouse termahal di Singapura. Properti mewah yang akan dibeli oleh James Dyson ini dilengkapi dengan kolam renang dan air terjun dalam rumah.
Surat kabar The Straits Times mengabarkan miliarder yang terkenal sebagai penemu mesin penyedot debu tanpa kantong ini telah memberikan persetujuan untuk membeli sebuah rumah mewah seharga SGD 45 juta setara dengan Rp 461 miliar (1 SGD = Rp 10.257). Rumah baru Dyson ini menghadap Singapore's Botanic Gardens yang terdaftar di UNESCO.
Hanya sebagian orang yang diperbolehkan untuk membeli rumah di Singapura. Jika orang asing dan penduduk tetap tersebut boleh membeli, berarti mereka memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di Singapura.
Advertisement
Baca Juga
Rencana Dyson selain membeli rumah di Singapura, ia juga berencana untuk memindahkan kantor pusat perusahaannya dari Inggris ke Singapura.
Alasan pemindahan tersebut agar lebih dekat dengan pertumbuhan pasar karena perusahaannya berencana untuk membangun mobil listrik pertama di Singapura.
Selain itu, Dyson juga telah membeli "super penthouse" berlantai tiga di puncak tertinggi Singapura. Rumah lima kamar dibeli dan dilengkapi dengan gudang anggur 600 botol dihargai sebesar USD 100 juta setara dengan Rp 1 triliun.
Dyson mengaku dengan melihat berkembangkanya fokus bisnis di Singapura, membuat dirinya mengembangkan bisnisnya di sana dan tentu saja Dyson membeli properti yang menguntungkan untuk masa depan keluarganya.
Reporter : Chrismonica
Â
Ternyata, Cuma 13 Persen Miliarder di AS yang Merasa Dirinya Kaya
Tak banyak miliarder yang merasa dirinya kaya. Hal tersebut terbukti dalam survei yang dilakukan oleh Ameriprise Financial kepada 3.000 orang Amerika Serikat (AS) dengan umur umur 30 hingga 69 tahun. Mereka yang disurvei adalah orang kaya dengan aset yang diinvestasikan minimal USD 100 ribu atau sebesar Rp 1,4 miliar (USD 1 = Rp 14.274).
Dalam survei tersebut hanya 13 persen miliarder yang mengklasifikasikan dirinya sebagai orang kaya. Sedangkan mayoritas atau sebesar 60 persen miliarder menganggap dirinya masih kelas menengah ke atas.
Selain itu, sebanyak 25 persen miliarder menganggap dirinya berada di kelas menengah dan sebanyak 3 persen diidentifikasikan sebagai kelas bawah.
Survei Modern Wealth Charles Schwab tahun 2019 memberikan hasil bahwa rata-rata orang AS menganggap dirinya kaya ketika memiliki USD 2,3 juta atau sebesar Rp 32 miliar di dalam rekening bank.
Survei terpisah oleh INSIDER dan Morning Consult menemukan beberapa orang AS yang memiliki penghasilan kurang dari USD 50 ribu atau Rp 713 juta merasa kaya.
Sedangkan yang berpenghasilan lebih dari USD 100 ribu atau Rp 1.4 miliar merasa kurang kaya.
Angka-angka tersebut menunjukan bahwa orang AS tidak hanya berdasarkan tentang uang dan kelas. Ada yang berpenghasilan rendah tetapi merasa dirinya kaya, ada yang berpenghaslan tinggi merasa dirinya miskin.
Advertisement