Pemerintah Dorong Pertamina Gunakan Teknologi EOR Buat Kelola Blok Rokan

Semakin cepat EOR dilakukan di lapangan tua yang dikelola Pertamina, diyakini peningkatan produksi akan semakin cepat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Agu 2019, 11:45 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2019, 11:45 WIB
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT Pertamina (Persero) segera menerapkan teknologi Enchanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan lapangan tua.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto mengatakan, sumber minyak Indonesia yang ditemukan sejak zaman Belanda, dengan teknologi yang ada saat ini, hanya mampu mengangkat minyak sebanyak 50 persen. Sedangkan untuk mengeluarkan 50 persen minyak sisanya ‎harus menggunakan teknologi EOR.

"Untuk mengambil sisanya, jalan yang harus dilakukan adalah melalui teknologi EOR," kata Djoko, dikutip dari situs resmi Ditjen Migas, di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Proyek awal EOR yang telah dilakukan, terbukti berhasil menaikkan produksi minyak. Misalnya di Lapangan Tanjung dengan menggunakan metodepolymer flooding dan Lapangan Duri dengan teknologi injeksi uap atau steamflood.

“Di Lapangan Tanjung, 8 bulan (terapkan EOR) sudah kelihatan responnya kok. Orang (Pertamina) di lapangan ini lambat ambil keputusan untuk EOR. Kalau itu segera diterapkan, pasti (produksi) naik,” papar Djoko.

 

Blok Rokan

Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)

Penerapan EOR juga diharapkan dapat segera dilakukan Pertamina di Blok Rokan yang akan dikelola mulai tahun 2021. Meski saat ini masih dalam tahap transisi dengan PT Chevron Indonesia, namun seharusnya teknologi EOR sudah dapat diterapkan.

“Rokan ini geregetan juga saya. Biaya (pilot project) sudah keluar US$ 235 juta, sudah berhasil di Minas. Harusnya sekarang kan sudah masa transisi nih, langsung diterapkan (EOR). Diinjeksi bahan kimianya. Sekarang apa yang dilakukan? Nothing!" jelas Djoko.

Semakin cepat EOR dilakukan di lapangan-lapangan tua yang dikelola Pertamina, diyakini peningkatan produksi akan semakin cepat. Pemerintah juga menghimbau agar dalam penerapan EOR menggunakan produk dalam negeri.

“Sejak misalnya pilot project itu selesai dan bisa menaikkan produksi, mestinya bisa langsung (diterapkan EOR),” tandasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya