Wawancara Khusus Dirut KIEC Priyo Budianto: Kami Jadi Salah Satu Penopang Kinerja Krakatau Steel

KIEC fokus pada pengembangan properti kawasan industri dan tidak berhubungan dengan baja. Namun, KIEC jadi salah satu anak usaha penopang induk usaha.

oleh Athika Rahma diperbarui 24 Agu 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2019, 10:00 WIB
Wawancara Khusus Dirut KIEC Priyo Budianto: Kami Jadi Salah Satu Penopang Kinerja Krakatau Steel. (Abdillah)
Wawancara Khusus Dirut KIEC Priyo Budianto: Kami Jadi Salah Satu Penopang Kinerja Krakatau Steel. (Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Krakatu Steel (KS), memiliki banyak anak usaha, salah satunya Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC). KIEC fokus pada pengembangan properti kawasan industri memang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti Krakatu Steel yaitu baja.

Namun, Direktur Utama KIEC Priyo Budianto menyatakan justru KIEC menjadi salah satu bisnis penopang induk usaha bersama 2 anak usaha lain, Krakatau Bandar Samudera (KBS) dan Krakatau Tirta Industri (KTI).

Dalam wawancara khusus bersama tim Liputan6.com, Priyo membeberkan peran KIEC dalam menyokong kinerja induk usaha beserta rencana bisnis KIEC tahun ini dan tahun yang akan datang.

Simak wawancara lengkapnya dalam tulisan berikut ini:

Seperti kita tahu Krakatau Steel (KS) sedang menghadapi masa sulit, dan sekarang sedang mengalami restrukturisasi. Seberapa besar peran KIEC dalam membantu KS?

Betul sekali, KS sekarang ini sedang melakukan pembenahan, makanya ada 3 restrukturisasi: restrukturisasi organisasi, restrukturisasi bisnis dan restrukturisasi utang. Memang kalau utang, KIEC sebagai anak usaha KS yang bergerak di properti secara langsung tidak berpengaruh, tapi dari organisasi dan bisnis, KIEC berperan.

Yang pertama di organisasi, KS akan memanfaatkan layernya yang tadinya ada 8 jadi 5 atau bahkan 3. Kemudian, sistem pengelolaannya pakai outsourcing. KIEC membantu menyerap tenaga kerja yang memungkinkan (dari KS).

 

Kemudian KS juga memberikan KIEC wewenang perawatan lahan di luar pabrik (milik KS) pada kami. Di sini KIEC mengurangi beban KS dan menambah lingkup kerja.

Kemudian dari sisi tenaga kerja, KS akan merampingkan tenaga kerja itu sebagian masuk ke KIEC. Namun, KIEC memang harus menghitung hal itu (penyerapan tenaga kerja dari KS) supaya bisnis tetap sehat.

Berapa Jumlah Pegawai yang Diserap dari KS?

Direktur Utama PT KIEC Priyo Budianto,
Direktur Utama PT KIEC Priyo Budianto (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saat ini kita baru bisa menyerap 25 hingga 30 orang, namun ke depannya kita akan memetakan. Outsource mereka juga mungkin akan kita manfaatkan.

Selama 2019, apa saja kontribusi yang sudah dilakukan KIEC untuk induk usaha?

KIEC sekarang sedang fokus mengembangkan bisnis properti. Kita ada 3 fokus pembangunan properti: industri, komersial dan hunian. Industri ini berhubungan langsung dengan KS, karena kita membuat lingkungan area pabrik dan industri lebih kondusif.

Kemudian di komersial, kita sedang mengembangkan hotel, golf course, sarana olahraga, pusat perbelanjaan Transmart (bekerjasama dengan Transmart Retail), dan kita investasi cukup besar di sini. Diharapkan nanti sektor ini bisa menyerap tenaga kerja, begitupun dengan karyawan KS yang dipangkas, mudah-mudahan bisa diserap di sini.

Kemudian untuk saat ini, KIEC sudah memiliki 2 kawasan industri yaitu Kawasan Industri (KI) I seluas 550 hektare, KI 2 seluas 80 hektare dan dua-duanya extention. Yang pertama extend 30 hektare untuk bisnis baja dan kimia, dan yang kedua extend 30 hektare juga untuk industri makanan.

Bagaimana Laporan Keuangan KIEC di Semester I 2019?

Alhamdulillah, target kita sudah 100 persen dari profit margin hingga Juli ini, tapi dari revenue masih harus ditingkatkan, baru mencapai 45 persen. Beberapa tenant industri baru maupun lama sudah merencanakan perpanjangan sewa di KIEC.

Ini adalah satu peluang yang akan kita kembangkan. Dan untuk komersial seperti hotel, golf dan lainnya, kami harap okupansinya bisa menambah revenue.

Sekarang KIEC sedang membangun KI 3. Untuk sektor 3 ini, bagaimana proyeksi investasinya?

Terkait dengan dorongan pemerintah untuk menarik investasi asing, dalam waktu pendek ada Lotte Chemical, Chandra Asri dan beberapa yang lama juga mau masuk. Saya kurang hapal dengan nilainya tapi saya yakin tambahan investasi ini bisa mendukung kinerja perusahaan.

Memang tantangan properti ini ada di lahan, yang mana prosedur pemberian lahan masih sulit. Saat ini baru disusun RUUnya, kita beberapa kali juga sudah brainstorming dengan DPR agar bisa segera menyelesaikan sistem pertanahan yang baik.

Ada pesaing bisnis lain?

Direktur Utama PT KIEC Priyo Budianto,
Direktur Utama PT KIEC Priyo Budianto (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dalam jangka menengah dan panjang kita masih fokus ke properti. Salah satu peluang yang mau kita maksimalkan adalah wewenang dari KS kepada KIEC untuk memanfaatkan lahan, salah satunya lahan perumahan 180 hektare. Kami berpikir apa yang bisa dikembangkan di lahan ini agar menjadi daya tarik sendiri?

Ternyata PDB Cilegon paling besar di Banten, tapi pertumbuhannya kecil, nomor 2 setelah Serang. Ini artinya ada peluang, demand itu ada, tapi mengarah ke kota lain. Cilegon sebagai kota industri masih belum optimal, sehingga KIEC harus mengolah lahan dengan baik.

Ditambah lagi banyak komunitas asing (Korea, Jepang) di sini namun belum terwadahi di Cilegon karena memang belum ada fasilitas yang nyaman. Kita ingin mengembangkan di situ.

Adakah Keinginan KIEC Untuk Ekspansi ke Daerah Lain?

Ide itu sebenarnya sudah kita gulirkan sejak 2010, ketika lahan kita semakin sempit, kita mencoba untuk keluar. Tapi pada saat ini kita akan konsentrasi di kawasan kerja KIEC di Anyer, yang sedang proses akuisisi 500 hektare. Kita harapkan akhir tahun ini atau pertengahan 2020 kita selesai pembebasan (lahan).

Kita sudah merencanakan beberapa ekspansi, seperti di Subang, Gresik tapi itu tergantung kondisi KIEC. Itu untuk kawasan industri saja. Industri kan anchornya, sementara perumahan dan komersial itu ikut sebagai pelengkap.

Sektor properti sedang lesu akhir-akhir ini. Bagaimana tanggapan KIEC?

Memang 4-5 tahun ke belakang menurun, tapi ke depan masanya rebound. Saat kita lesu, kita harus berkembang. Kawasan Industri ini kan jangka menengah, tapi di perumahan, perhotelan, rental office ini kita bisa perkuat supaya mendukung kinerja ketika industri properti lesu.

Pak Silmy, Dirut KS, akan menyederhanakan anak usaha KS terutama bagi yang tidak terlalu mendukung usaha baja. Bagaimana menurut Anda?

KS memang lagi konsentrasi di baja. Tapi KIEC justru didorong untuk lebih besar lagi. Saat ini ada 3 core bisnis KS: KIEC, KBS (Krakatau Bandar Samudera) dan KTI (Krakatau Tirta Industri). KBS itu di pelabuhan, KTI itu pengelolaan air laut. Ini kita sedang sinergikan 3 anak usaha ini supaya saling melengkapi.

Saat ini Sumber Daya Manusia (SDM) Dituntut Melek Digital. Bagaimana dengan SDM di KIEC?

Kami sekarang sedang menggencarkan program agar SDM KIEC familiar dengan pengetahuan digital. Kita lagi bekerjasama dengan Krakatau Information Technology (IT) dan sedang disusun programnya, supaya bisa memanfaatkan media untuk program kehumasan, CSR dan promosi, termasuk dalam pengelolaan kawasan industri, kita komunikasi dengan tenant sekarang masih manual, dan ke depannya kita akan ubah dengan teknologi.

Ada berapa pegawai generasi milenial di KIEC?

Kalau enggak salah ada 20 orang hingga 23 orang. Mereka dari management trainee, kita kumpulkan agar bisa berkontribusi maksimal untuk perusahaan.

Ada wacana menjadikan kawasan industri sebagai penggerak ekonomi nasional. Bagaimana langkah KIEC mendukung tercapainya hal ini?

Kita sendiri sudah bergabung dalam asosiasi, di Indonesian Industrial Estate Association (HKI), kebetulan saya Sekjennya, jadi kita membantu mengusulkan regulasi ke pemerintah, kita dorong administrasi di sini lebih cepat.

Kemudian kita memperbaiki internal perusahaan supaya KIEC yang existing lebih menarik. Kita juga komunikasi dengan masyarakat, pemerintah kota, institusi yang ada, kami mencoba mensinkronkan seluruh pihak agar memiliki satu pandangan terhadap kawasan industri.

Apa yang Disiapkan KIEC Untuk Menarik Investor?

Kami menawarkan kondusifitas dan satu ekosistem industri. Fasilitas kami cukup lengkap, listrik punya anak perusahaan, air punya anak perusahaan, pelabuhan anak perusahaan jadi tidak mudah disaingi dengan kawasan industri yang lain.

Pengembangan yang lain?

Kalau industrial, pengembangannya dari pembebasan lahan di kawasan baru, di Anyer. Itu luasnya sekitar 500 hektare dan akan digabung dengan kawasan milik Chandrasri sehingga menjadi kawasan integrasi, mungkin bisa jadi 800an hektare.

Ke depan kita akan bekerja sama dengan kawasan industri lain di luar Cilegon. Untuk komersial dan hunian akan mengikuti. Juga ada beberapa penyertaan saham.

Akan seperti apa kawasan yang dikelola KIEC di Anyer, di kawasan baru?

Kita punya kesempatan untuk membuat kota baru di Cilegon, karena KS punya anak usaha yang banyak dan saling melengkapi. Jadi kota baru ini, di sampingnya ada industri baja, kimia, makanan, jadi industrial complex yang luar biasa sehingga expatriat atau pelaku industri bisa terwadahi di Cilegon.

Tapi ini semua memang perlu dukungan pemerintah. Dari tenaga kerja juga, kita perlu bekerjasama untuk bisa menyerap semuanya jadi kondusif.

KI 3 kapan selesai?

Akhir tahun atau pertengahan 2020 akuisisi selesai dan akhir 2020 sudah terbentuk. Mudah-mudahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya