Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden RI terpilih periode 2019-2024, Ma'ruf Amin menghadiri acara Muktamar ke-IV Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta. Dalam sambutannya, Ma'ruf Amin menyampaikan peran penting ekonomi syariah di Indonesia.
Ma'ruf mengatakan ekonomi syariah sangat potensial menjadi variable penting terciptanya arus ekonomi di Indonesia. Hipotesis tersebut, setidaknya didasarkan atas beberapa hal seperti keniscahayaan midle income group.
Berkaca pada data Bappenas, kata Ma'ruf, pertumbuhan masyarakat berpendapatan menengah di Indonesia akan mendominasi perekonomian sampai 2040. Di mana sebagian besar mereka adalah umat islam. Sehingga dapat dikatakan kelas menengah muslim mengalami peningkatan.
Advertisement
"Itu menunjukan semakin besarnya kekuatan ekonomi islam di Indonesia. Saya optimis Indonesia akan menjadi pusat kembangkitan ekonomi islam," kata Ma'ruf yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat IAEI, dalam sambutannya, di Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Baca Juga
Ma'ruf memproyeksikan di 2020 jumlah masyarakat berpenghasilan menengah mencapai 85 juta atau 31,3 persen dari total populasi 271 juta. Sementara di 2020 menjadi 165 juta atau 55,7 persen dari total populasi 296 juta.
Melihat kondisi tersebut umat muslim akan membawa perubahan besar di negeri ini. Sebab mereka telah selesai dan terpenuhi kebutuhan pokoknya, namun akan terus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan lainnya, yakni kebutuhan berekpresi dan kebutuhan spiritualitas.
"Ekonomi syariah dapat menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut," pungkas Ma'ruf Amin.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ma'ruf Amin Ajak Pelaku Pasar Modal Investasi Pendidikan
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Wakil Presiden RI terpilih periode 2019-2024 Ma'ruf Amin mengajak para pelaku pasar modal nasional untuk ikut serta dalam perkembangan dunia pendidikan di Tanah Air.
Dalam paparannya saat menjadi pembicara di Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2019, ia mengatakan, pemerintah pada 5 tahun ke depan akan berfokus kepada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, yang tentunya harus ditopang oleh sektor pendidikan.
"Visi Indonesia ke depan adalah Indonesia Maju. Itu bergantung dari manusianya, manusia yang sehat, cerdas, produktif, berakhlak mulia, kuat, bukan yang lemah. Karena itu maka kunci daripada manusia yang kuat adalah melalui upaya pendidikan," paparnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Dia meneruskan, Indonesia sejak 1998 melalui Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 juga semakin memperbesar perhatian terhadap pendidikan. Dalam UUD 195 dikatakannya negara memprioritaskan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN dan APBD.
"Ini menunjukan komitmen tinggi bangsa Indonesia atas pendidikan. Dalam melaksanakan amanat konstitusi tersebut, dari tahun ke tahun pemerintah berupaya mengalokasikan tiap tahun paling kurang 20 persen dari APBN dan APBD," tutur Ma'ruf Amin.
Advertisement
Memperkuat Sinergi
Tak hanya pemerintah, ia melanjutkan, pasar modal sebagai salah satu sektor private juga harus memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan. "Tentunya, tanpa meninggalkan karakter pasar modal, yaitu investasi yang memberikan manfaat bagi investor," sambungnya.
"Sinergi antara antara instansi pemerintah dengan pelaku industri jasa keuangan, khususnya pasar modal, jadi kata kunci untuk pengembangan produksi pasar modal sekaligus menopang perkembangan pendidikan nasional," dia menandaskan.