Menteri Jonan: Pasokan Listrik di Ibu Kota Baru Aman

Menteri ESDM Ignasius Jonan memastikan PLN telah membangun infrastruktur kelistrikan di lokasi ibu kota baru

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Agu 2019, 12:15 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2019, 12:15 WIB
Menteri ESDM Raker dengan Komisi VII Bahas Asumsi Makro RAPBN 2020
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan (tengah) memberikan penjelasan saat raker dengan Komisi VII di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2019). Komisi VII DPR RI memanggil Menteri ESDM untuk membahas asumsi makro sektor ESDM. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), untuk pemetaan wilayah untuk tata ruang dalam kesiapan infrastruktur energi, khususnya ketenagalistrikan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi menetapkan dua wilayah di Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan ibu kota baru pengganti Jakarta. Wilayah tersebut berada di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Jonan mengatakan, ada dua unit dari kementerian ESDM yang akan mendukung Bappenas untuk persiapan perpindahan ibu kota. Satu, dari Badan Geologi untuk masalah topografi, studi tanah, air, cekungan air tanah dan sebagainya. Yang kedua tentang kelistrikan.

"Jadi kami juga sudah mulai mempersiapkan bersama Bappenas, jadi tinggal dirunding," kata Jonan, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Data dan informasi kebumian menjadi aspek penting dalam pembangunan infrastruktur dan tata ruang. Rekomendasi yang dihasilkan akan menjadi bahan masukan sekaligus evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang sudah ada maupun yang akan disusun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemasangan Listrik PLN

20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Pasokan listrik di wilayah tersebut juga akan dapat dipenuhi dengan baik. Menurut Jonan, saat ini PT PLN (Persero) sudah dapat melakukan pemasangan listrik dalam jumlah yang besar.

"Tiap tahun juga sambung listrik, memasang listrik besar sekali 1 juta hingga 1,5 juta sambungan, jadi tidak masalah," imbuhnya.

Jumlah ini didasarkan pada rencana jumlah pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan ikut dipindah ke ibu kota baru.

"Tidak ada masalah (untuk pasokan listrik), karena yang pindah misalnya tahap pertama kira-kira 200 ribu ASN, dikali 5 orang (satu keluarga) sudah satu juta. Jadi kalau dipindah sampai sekitar 250 ribu atau 500 ribu rumah tangga mestinya (pasokan listrik) tidak ada masalah," tandasnya

AIIB Tawarkan Pendanaan Bangun Ibu Kota Baru

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
PLN gencar listriki 8 pulau di wilayah Kepulauan Madura dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Asian Infrastructure Investment Bank atau Bank Investasi Infratruktur Asia (AIIB) memberikan peluang sebagai salah satu sumber pendanaan pembangunan Ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Vice President Chief Administration Officer Luky Eko Wuryanto mengatakan, dengan memperhatikan kualitas pinjaman dari proyek Pemerintah, AIIB mendukung rencana Presiden Joko Widodo dalam memindahkan ibu kota negara.

"Ya kalau mereka (Pemerintah) bicara sama kita tentu kita akan pertimbangkan," tuturnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Luky menjelaskan, AIIB sebagai lembaga keuangan terus mendukung Pemerintah dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia. Sebabnya, AIIB bersedia dalam meningkatkan akses pembiayaan infrastruktur di tanah air.

"Teman-teman dari AIIB menyambut baik rencana tersebut. Artinya kalau memang nantinya mengajukan agar AIIB men-support, kita akan pertimbangkan dengan kriteria yang sudah disebutkan," kata dia.

Dengan pembangunan Ibu kota baru yang total investasinya senilai Rp466 triiliun itu, kebutuhan dana untuk pembangunan infrastruktur dinilai butuh manajemen yang terarah.

"Jadi itu adalah tantangan yang besar. Tapi ya why not? Butuh ada komitmen untuk itu dan mestinya all out," jelas Luky.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya