Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen pada Agustus 2019 naik sebesar 0,14 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada Kelompok Barang Ekspor Nonmigas sebesar 0,54 persen.
"Indeks harga grosir Agustus 2019 naik sebesar 0,14 persen terhadap bulan sebelumnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (2/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2019 antara lain cabai merah, cabai rawit, kelapa sawit, sapi, kambing dan domba, serta lemak dan minyak hewan/nabati ekspor.
Sementara itu, IHPB Bahan Bangunan atau kontruksi pada Agustus 2019 naik sebesar 0,08 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan oleh kenaikan harga komoditas tanah uruk, batako genteng dan atap lainnya, kerikil dan sirtu alam serta semen.
Sedangkan IHPB Umum turun 0,09 persen pada Juli 2019 terhadap bulan sebelumnya. Kelompok Barang Impor merupakan penyumbang andil dominan pada penurunan IHPB, yaitu sebesar 0,11 persen.
"IHPB kelompok barang impor pada Juli 2019 turun sebesar 0,68 persen dan kelompok barang ekspor naik sebesar 0,02 persen terhadap bulan sebelumnya," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BPS: Inflasi Agustus 2019 di Angka 0,12 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama Agustus 2019 di angka 0,12 persen. Angka ini lebih rendah dibanding Juli 2019 yang ada di angka 0,31 persen.
Sementara Untuk inflasi tahun kalender Januari-Agustus 2019 mencapai 2,48 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,49 persen.
"Bulan agustus 2019 menunjukan adanyaa kenaikan. Berdasarkan survei di 82 kota pada bulan Agustus 2019 ini tejadi inflasi 0,12 persen,"kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya Jakarta, Senin (2/9/2019).
BACA JUGA
Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 44 kota mengalami inflasi. Sedangkan 38 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi dialami di Kudus sebesar 0,82 persen, sedangkan terendah yaitu di Tasikmalaya, Madiun, Parepare sebesar 0,04 persen.Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Bau-Bau ebesar -2,10 persen dan deflasi terendah di Tegal, Palopo -0,02 persen.
"Dengan perhatikan inflasi ini masih berada di bawah target pemerintah. Ini termasuk kendali karena berbagai program yang dilakukan pemerintah," pungkasnya.
Advertisement