Naik 10 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Jadi Rp 5.542 Triliun

Pengelolaan Utang Luar Negeri pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Sep 2019, 14:12 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2019, 14:12 WIB
Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2019 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir Juli 2019 tercatat sebesar USD 395,3 miliar atau Rp ‭‭5.542,10 triliun. Jumlah tersebut naik sebesar 10,3 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Berdasarkan keterangan tertulis Bank Indonesia (BI), Senin (16/9/2019), utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 197,5 miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar USD 197,8 miliar.

Pertumbuhan Utang Luar Negeri pemerintah meningkat sejalan dengan persepsi positif investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Utang Luar Negeri Pemerintah di bulan Juli 2019 tumbuh 9,7 persen (yoy) menjadi sebesar USD 194,5 miliar, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya 9,1 persen (yoy).

Peningkatan tersebut didorong oleh arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang tetap tinggi di tengah dinamika global yang kurang kondusifHal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik, didukung oleh imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik yang menarik.

Pengelolaan Utang Luar Negeri pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Utang tersebut untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (19,0 persen dari total Utang Luar Negeri Pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (16 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (13,9 persen). 


Utang Swasta

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Utang Luar Negeri swasta tumbuh meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan investasi korporasi di beberapa sektor ekonomi utama. Posisi Utang Luar Negeri swasta pada akhir Juli 2019 tumbuh 11,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,1 persen (yoy).

Peningkatan ULN swasta terutama bersumber dari penerbitan obligasi global oleh korporasi bukan lembaga keuangan.

Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.

Pangsa Utang Luar Negeri di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya