Uji Coba Selesai, Solar Campur 30 Persen Biodiesel Siap Diterapkan Januari 2020

Dalam penggunaan B30 semua aspek kendaraan sudah lolos uji, sehingga diharapkan bisa diterapkan mulai Januari 2020.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Sep 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2019, 12:30 WIB
Kendaraan Uji Coba B30
Kendaraan Uji Coba B30 (dok: Pebrianto Eko WIcaksono)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyelesaikan uji jalan campuran 30 persen biodiesel dengan solar (B30) pada kendaraan.

Lalu bagaimana hasilnya?

Kepala Balitbang ESDM Dadan Kusdiana, mengatakan, dari hasil uji jalan menunjukan, dalam penggunaan B30 semua aspek kendaraan sudah lolos uji, sehingga diharapkan bisa diterapkan mulai Januari 2020.

"Jadi kembali saya sampaikan, tidak hanya dari aspek kendaraan, tetapi dari sisi maintenance, B30 sudah lolos. Insya allah akan start full nasional per 1 Januari 2020," kata Dadan, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Dia menyebutkan hasilnya dari sisi konsumsi bahan bakar, secara rata-rata tergantung dari jenis kendaraan, plus minus 0,87 persen lebih tinggi konsumsinya. Namun bukan berarti lebih boros, karena di sisi yang lain dayanya itu lebih tinggi, performance-nya juga lebih bagus. Sedangkan emisi, semuanya lebih bagus dibanding B20 dan B0, kecuali untuk nitrogen oksida (NOx), tergantung dari jenis kendaraan

Untuk penggunaan oli, lanjut Dadan, juga tidak ada masalah, terlebih semua kendaraan dalam road test ini melewati batasan minimum dari yang disarankan oleh Agen Pemegang Merk (APM).

"Dari filter bahan bakar juga demikian, filter kan harus diganti setiap sekian kilometer, ini juga lulus", ungkapnya.

Selain itu, dalam road test ini juga terdapat uji coba menghidupkan kendaraan dalam suhu rendah, setelah 3 minggu didiamkan tanpa dihidupkan sama sekali. Kendaraan yang menggu menggunakan B30 Dapat dihidupkan kurang dari 1 detik.

"Saat dihidupkan, semuanya lolos, di bawah 1 detik sudah nyala," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemerintah Gencar Bangun Mobil Listrik, Bagaimana Nasib B30?

Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B30
Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pemerintah akan menerapkan program campuran 30 persen biodiesel dengan solar (B30) pada 2020, namun disisi lain juga sedang mendorong pengembangan kendaraan listrik.

Lalu bagaimana nasib B30 saat kendaraan listrik juga dikembangkan?

Kepala Badan Penetlitian Pengembangangan Kementerian Energi Sumber Data Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, program B30 akan tetap berjalan meski disisi lain penggunaan kendaraan listrik sedang digalakan. Sebab, pemerintah tidak langsung mengganti kendaraan berbahan bakar diesel konsumsi solar. 

"Pemerintah juga tidak mengganti kendaraan sekarang," kata Dadan, di Jakarta, Senin (19/8/2019).

Menurut Dadan, konsumsi solar akan meningkat seiring dengan pertumbuhan, ditambah dengan mesin diesel yang sudah beroperasi. Tercatat saat ini konsumsi solar mencapai 23 juta Kilo liter per tahun, kondisi ini membutuhkan program B30 tetap Diterapkan.

"Konsumsi meningkat, akan Ada kendaraan mesin diesel eksisting sekarang total konsumsi solar 22 -23 juta Kl per Tahun," tuturnya.

Dadan mengungkapkan, salah satu manfaat dari program B30 adalah mengurangi impor solar, sebab 30 persen digantikan biodiesel yang diproduksi dari dalam negeri. Hal ini juga akan meredam defisit neraca perdagangan dari sektor migas.

"Manfaatnya mengurangi impor juga menekan defisit, karena biodiesel dari dalam negeri maafnya juga dirasakan petani kita" tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya