Sumbat Kebocoran Migas di Sumur Karawang, PHE Rogoh USD 10 Juta

Untuk mengatasi kebocoran gas dan minyak dari sumur YYA-1, tim PHE membuat sumur sumbatan (relief well).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Sep 2019, 20:15 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 20:15 WIB
Pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) menggunakan hak suara melalui Pemilu 17 April 2019. Dok PHE
Pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) menggunakan hak suara melalui Pemilu 17 April 2019. Dok PHE

Liputan6.com, Jakarta Pertamina Hulu Energi (PHE) mengeluarkan biaya hingga USD 10 juta untuk melakukan penutupan sumur minyak YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ). Penutupan ini agar kebocoran gas dan minyak dapat dihentikan.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan, untuk mengatasi kebocoran gas dan minyak dari sumur YYA-1, tim PHE membuat sumur sumbatan (relief well) yang jaraknya 1,2 km dari sumur yang bocor. Biaya yang dikeluarkan untuk proses tersebut ditafsir mencapai USD 10 juta.

"Terkait biaya relief well itu sekitar USD 7,5 juta sampai USD 10 juta‎," kata Dharmawan, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Selain mengeluarkan biaya untuk membuat sumur sumbatan, anak usaha Pertamina tersebut juga mengeluarkan biaya lain untuk penanganan tumpahan minyak dan kompensasi yang diberikan ke masyarakat terdampak.

"Biaya yang dikeluarkan dalam penanggulangan ini, mulai dari peralatan 8.000 spill boom, pemasangan waring, pemasangan jaring di darat, kemudian biaya apresiasi kerja, ada biaya untuk logistik, kemudian tim membutuhkan deployment dari kapal, biaya relief well," paparnya.

Dhamawan belum bisa menyebutkan total biaya yang dibutuhkan untuk mendanai kegiatan tersebut sebab masih menunggu perhitungan pasti. Biaya yang dikeluarkan berasal dari kas internal PHE.

"Jadi biaya biaya ini kami hitung, biaya ini yang dibutuhkan untuk menahan akibat tumpahan minyak. Kami pastikan biaya ini full audited," tandasnya.

Pekan Depan, Giliran Warga Bekasi dan Pulau Seribu Dapat Kompensasi Tumpahan Minyak

Tumpahan Minyak Pertamina Cemari Perairan Muara Gembong
Nelayan menunjukkan oil spill yang telah membeku di sekitar tambak penangkap udang di perairan Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Oil spill tersebut merupakan milik Pertamina Hulu Energi di blok migas ONWJ. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pertamina Hulu Energi (PHE) akan menyalurkan kompensasi dampak kebocoran minyak ke masyarakat Bekasi dan Kepulauan Seribu. Sebelumnya masyarakat Karawang telah mendapatkan kompensasi terlebih dahulu.

Ketua Tim 1 Penanganan Dampak Eksternal PHE ONWJ Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, PHE sudah memberikan kompensasi perdana untuk 2.401 warga Karawang yang terdampak sejak 11 September 2019. Adapun pembagian tahap kedua untuk mengejar target 10.471 warga.BACA JUGA

"Kamis sudah membagikan kartu ATM dan buku tabungan, untuk menyalurkan kompensasi ke 2.401 warga di Karawang," kata Rifky, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9/2019).

Menurut Rifky, penyaluran kompensasi dampak tumpahan minyak akan diperluas. Rencananya, pekan depan masyarakat Bekasi dan Kepulauan Seribu yang terdampak akan mendapatkan kompensasi.

Besaran kompensasi yang diterima masyarakat mencapai Rp 900 ribu per bulan sejak kejadian pertama kali semburan. Peristiwa tumpahan minyak sudah menginjak dua bulan maka kompensasi yang diterima sebesar Rp 1,8 juta hingga September 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya