Pembangunan PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 Dimulai Januari 2020

Pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10 berkapasitas 2X1.000 Mega Watt (MW) dilakukan sesuai dengan RUPTL di mulai Januari 2020.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Sep 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 20:30 WIB
PLTU Suralaya yang dioperasikan oleh Indonesia Power. (indonesiapower.co.id)
PLTU Suralaya yang dioperasikan oleh Indonesia Power. (indonesiapower.co.id)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya Unit 9 dan Unit 10 akan dimulai pada Januari 2020, beberapa penyedia jasa keuangan luar negeri pun siap memodali pembangunannya.

Direktur Operasi PT Indoraya Tenaga Yudianto Permono mengatakan, pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10 berkapasitas 2X1.000 Mega Watt (MW) dilakukan sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) di mulai Januari 2020, beroperasi pada 2023 untuk unit 9 dan untuk unit 10 beroperasi pada 2024.

"Kita ikutin RUPTL 2023 unit 9 dan 2024 unit 10. Konstruksi tahun depan dimulai,” kata Yudianto, di kawasan PLTU Suralaya, Cilegon Banten, Selasa (24/9/2019).

 

Yudianto mengungkapkan, lahan untuk pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10 sudah siap , hal ini sebagai modal awal proyek PLTU 9 dan 10 yang diperkirakan membutuhkan investasi USD 3,5 miliar, setelah proyek akan berjalan dicarikan pendanaan eksternal.‎

"Sudah dikerjakan pematangan lahan gunakan equity sendiri setelah itu kontraktor langsung masuk,‎" tuturnya.

Menurutnya, sejumlah lembaga pinjaman Asia Pasific sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi. Lembaga pinjaman tersebut di antaranya berasal dari Korea Selatan yang akan jadi investor utama pembangunan Suralaya unit 9 dan 10, diperkirakan pada Desember 2019 penyelesaian pendanaan sudah dilakukan.

"Kebanyakan asia pasific. Ada Korea Selatan, Thailand, Malaysia. Yang banyak memang korea K-Sure dan Exxim bank Mungkin sekitar 50 persen dari K-Sure dan exxim sudah mau final ada final cek, ajukan komite kredit. Antara November-Desember,” tandasnya.

Proyek PLTU Suralaya unit 9 dan 10 dikerjakan perusahaan patungan, Indonesia Power sebagai induk usaha atau pemilik saham 51 persen dengan menyediakan lahan pembangunan.

 

PLTU Suralaya Tulang Punggung Kelistrikan Jawa-Bali

pltu-suralaya-131201c.jpg
PLTU

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten, menjadi salah satu pemasok kelistrikan di wilayah Jawa-Bali. Dengan kapasitas 3.400 Mega Watt (MW), peran bembangkit ini menjadi salah satu tulang punggung kelistrikan di wilayan Jawa.

General Manager Unit Pembangkitan Suralaya PT Indonesia ‎Power Amlan Nawir mengatakan, pasokan listrik sebesar 3.400 MW dari PLTU Suralaya, masuk dalam sistem jaringan 500 kilo Volt (kV) Jawa-Bali kemudian dialirkan ke konsumen.  

"Jadi sisem kelistirkan kami kapasitas terpasang 3.400 masuk 500 kV Jawa Bali, dari situ ke Jakarta," Kata Amlan, di PLTU Suralaya, Banten (24/3/2018).

Menurut Amlan, 3.400 MW listrik dari PLTU Suralaya memasok 18 persen ‎kelistrikan Jawa Bali yang saat ini sekitar 25 ribu sampai 26 ribu MW.

PLTU tersebut memiliki tujuh unit, empat unit masing-masing berkapasitas 400 MW dan tiga unit berkapasitas 600 MW.

‎"Sistem Jawa-Bali dari PLTU Suralaya 18 persen," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya