Liputan6.com, Jakarta - Harga emas terus dalam tren kenaikan. Pada perdagangan Selasa (24/9/2019), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen ke level USD 1.524,71 per ounce.
Bahkan harga emas diperkirakan akan terus meroket hingga menembus USD 1.550 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
"Harga emas dapat mencapai USD 1.550 per ounce jika memang lingkungan mendukung. Suku bunga yang lemah dan meningkatnya risiko geopolitik sekaligus tidak adanya kesepakatan perdagangan AS dengan China menunjukkan bahwa dunia akan resesi," tambah analis komoditas RJO Futures, Phillip Streible.
Artikel mengenai kenaikan harga emas ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.
Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Selasa 25 September 2019:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Harga Emas Sentuh Level Tertinggi karena Data Ekonomi Melemah
Harga emas naik pada perdagangan senin ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan karena data ekonomi yang melemah. Investor pun mencari instrumen lindung nilai salah satunya adalah emas.
Mengutip CNBC, Selasa (24/9/2019), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen ke level USD 1.524,71 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 6 September. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,1 persen ke level USD 1.532 per ounce.
"Angka-angka aktivita sektor swasta Jerman yang melemah memberikan kejutan kepada pelaku pasar dan membuat investor mengambil langkah aman dengan mengoleksi emas dan perak," jelas analis komoditas RJO Futures, Phillip Streible.
Advertisement
2. IHSG Diprediksi Loyo, Buru Saham Rekomendasi Berikut
Performa indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan loyo di pasar saham hari ini. Dorongan jual diprediksi tidak akan setinggi di hari sebelumnya.
Riset KGI Sekuritas mengungkapkan, indeks lebih cenderung untuk menguji ke level support 6.170-6.110 dan resistance di 6.300-6.350.
"Kami merekomendasikan untuk melakukan akumulasi intensif dengan menjual pada siklus kenaikan berikutnya," tutur Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
3. Sebagian Besar Generasi Milenial Tak Tahu Nilai Uang yang Harus Disimpan
Hampir setengah generasi milenial (berusia 23 hingga 38 tahun) tidak tahu seberapa banyak uang yang harus mereka tabung. Hal itu terkuak dalam laporan bertajuk Planning and Progress Study 2019, Northwestern Mutual. Laporan ini merupakan survei terhadap lebih dari 2.000 orang dewasa.
Dilansir dari CNBC, sebenarnya sangat penting untuk mengetahui seberapa banyak uang yang harus ditabung. Sebab ini dapat menjadi acuan untuk masa pensiun atau saat ingin membeli rumah.
"Seiring bertambahnya usia, pentingnya memahami keuangan pribadi Anda. Teruslah menambahnya," jelas Emily Holbrook, Direktur Perencanaan Keuangan di Northwestern Mutual.
Advertisement