Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan, jarang ada pelaku usaha kuliner yang mau didorong untuk mengembangkan bisnisnya di luar negeri. Menurutnya, banyak pengusaha yang bertahan dengan pencapaian yang telah diperoleh, hal ini yang kemudian membuat kuliner Indonesia sulit mendunia.
"Yang sudah ada di sana makanan bagus, tempat bagus, disuruh scaled up tidak mau, maunya begitu saja sudah. Jadi tantangannya bukan hanya mau enggak mau tapi tidak ada sampai sekarang yang punya ambisi besarkan kulinernya di luar negeri," ujar Triawan saat ditemui di Kaum, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Triawan mengakui, kulianer Indonesia memang masih kalah bersaing jika dibandingkan dengan Thailand yang sudah banyak membuka gerai di seluruh dunia. Padahal dari sisi rasa dan kualitas kuliner Indonesia tidak saing.
"Kita tidak bisa seperti Thailand membawa makanan keluar, karena memang tidak ada pelakunya. Susah banget dan makanya sampai sekarang kita terus eksplore buka restoran di luar negeri. Kita bantu semuanya," jelasnya.
Hingga kini, salah satu andalan Indonesia adalah kopi. Kopi kini tak lagi diekspor dalam bentuk bahan baku tetapi sudah dalam bentuk olahan yang diproduksi oleh Upnormal. Dia berharap semakin banyak pelaku ekonomi kreatif yang mau memacu diri memasarkan produk ke luar negeri.
"Kita tidak bisa mengikuti model Korea, Singapur, Jepang, kita luas banget. Kita tidak hanya harus turun ke hilir, packaging dan lain lain, tapi ke hulu juga. Gimana misalnya untuk kualitas biji kopinya sudah baik," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Buka Pelatihan Kuliner, Kemenpora Ajak Mahasiswa Tingkatkan Kreativitas
Sebelumnya, Kemenpora melalui Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Asdep Kreativitas Pemuda Djunaedi membuka pelatihan kreativitas mahasiswa bidang kuliner. Bertempat di Politeknik Sahid, Tangerang, Kemenpora ingin mahasiswa berpikir kreatif.
Djunaedi mengatakan pemuda dan mahasiswa Indonesia memang harus meningkatkan kreativitas karena menurutnya, kreativitas akan menghasilkan produk-produk terbaik.
"Salah satu kunci kita dengan kreativitas, karena dengan kreativitas semua yang dikuasai bisa menghasilkan produk-produk lebih baik," kata Djunaedi.
Lebih lanjut, Djunaedi juga mengapresiasi program pembelajaran di Politeknik Sahid yang tidak hanya mengedepankan aspek teoritis saja. Ia pun berharap dari Perguruan Tinggi ini dapat bermunculan pemuda-pemuda kreatif di luar bidang kuliner.
"Saya juga tanya di kampus ini presentasi praktiknya lebih banyak, ini penting sekali dalam rangka apresiasi juga biar tidak hanya belajar, tidak hanya teori tapi keahlian mereka ditunjukkan dalam memasak menu yang bagus dan dikompetisikan, ini perlu diberi apresiasi," urai Djunaedi.
"Jadi ke depan melalui kegiatan ini kita harapkan akan muncul pemuda-pemuda kratif tidak hanya bidang kuliner tapi bidang-bidang ekonomi kreatif lainnya," jelasnya.
Advertisement