Liputan6.com, Jakarta - Microsoft adalah salah satu raksasa teknologi yang dikagumi banyak orang. Bekerja di sana pasti memberi kebanggaan tersendiri, apalagi bisa ikut andil membangun perusahaan ini. Nyatanya, hal ini bukanlah yang dicita-citakan sang pendiri, Bill Gates.
Saat berbicara di depan mahasiswa Universitas Harvard, miliarder ini mengungkapkan bahwa dirinya tidak berniat berkarier di bidang teknologi, namun menjadi guru matematika.
Baca Juga
"Aku adalah orang yang introvert, bahkan antisosial. Aku pikir aku murid yang bagus, karenanya, aku harus jadi seperti profesor matematika. Matematika adalah hal terberat, dan aku menyukainya," ujar Bill Gates mengutip laman CNBC, Rabu (9/10/2019).
Advertisement
Otak jeniusnya kala itu membuat teman lama sekaligus mitra bisnis masa depannya, Paul Allen, berpikir untuk mengajak Gates mengerjakan projek komputer.
Gates yang tidak pernah berencana belajar programming akhirnya tertarik untuk membangun Microsoft.
"Akhirnya saya menyadari, ini adalah waktu yang tepat untuk berhenti kuliah dan membangun Microsoft jadi nomor satu," ujar sang miliarder.
Sempat Khawatir dengan Nasib Microsoft
Meski demikian, ketika raksasa teknologi ini pertama kali diluncurkan, Gates sempat khawatir dengan masa depan Microsoft, karena perusahaan teknologi idolanya, Digital Equipment (DEC) dan Wang bangkrut di tengah jalan, padahal perusahaan ini cukup inovatif.
Tapi kenyataannya, saat ini Microsoft sudah memiliki branding kuat di mata para pelanggan. Kerjasamanya dengan Paul Allen juga patut diacungi jempol.
"Bekerja dengan Allen adalah hal penting dalam membentuk pola pikirku menuju sesuatu yang bermanfaat," tuturnya.
Advertisement