Tunggu Rilis Neraca Dagang, IHSG Diproyeksi ke Zona Hijau

IHSG diperkirakan akan kembali bergerak menguat pada perdagangan saham Selasa (15/10/2019).

oleh Bawono Yadika diperbarui 15 Okt 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2019, 06:30 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali bergerak menguat pada perdagangan saham Selasa (15/10/2019).

Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper menilai, penguatan indeks ditopang optimisme damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Dari dalam negeri, IHSG diproyeksi ke zona hijau menunggu rilis data neraca dagang oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini. Menurutnya, indeks akan berkisar di level 6.071-6.184.

"Trend penguatan masih akan berlanjut dalam jangka pendek. Pergerakan juga masih akan dipengaruhi oleh sentimen global dan rilis data neraca perdagangan Indonesia," ujar dia dalam risetnya.

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyebut IHSG dari sisi teknikal memang terindikasi konsolidasi.

Namun, peluang penguatan IHSG sedikit terbuka dengan support resistance yang diprediksi akan bergerak di rentang 6080-6170.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi Saham

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sejumlah saham yang cukup menarik kata dia datang dari BUMN. Itu seperti saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Di sisi lain, Dennies mempertimbangkan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), hingga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya