Harga Emas Tergelincir karena Investor Kembali Koleksi Aset Berisiko

Harga emas berjangka AS hanya sedikit berubah ke level USD 1.513,40 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Nov 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2019, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mengalami tekanan pada perdagangan hari Senin karena investor condong mengoleksi aset-aset yang berisiko. Hal tersebut didorong oleh optimisme pada pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan China dan memudarkan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Mengutip CNBC, Selasa (5/11/2019), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke level USD 1.510,80 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS hanya sedikit berubah ke level USD 1.513,40 per ounce.

"Untuk saat ini, harga emas merespons agak negatif karena pasar ekuitas yang menguat," jelas Bart Melek, analis komoditas TD Securities.

"Memang ada minat untuk mengoleksi emas sebagai lindung nilai tetapi lebih besar yang menuju pasar ekuitas," tambah dia.

Melek mengatakan, kemungkinan besar ke depannya bakal tidak ada permintaan akan instrumen lindung nilai sehingga harga emas bisa terus mengalami tekanan.

Pada penutupan perdagangan di Wall Street, tiga indeks utama ditutup pada level tertinggi sepanjang sejarah yang didorong oleh saham-saham di sektor teknologi. Hal tersebut terjadi karena optimisme kesepakatan perdagangan AS dan China sekaligus membaiknya ekonomi domestik.

Washington dan Beijing pada Jumat mengatakan mereka membuat kemajuan dalam pembicaraan yang bertujuan meredakan perang dagang yang telah berlangsung selama hampir 16 bulan. Perang dagang ini telah merugikan ekonomi global.

Para pejabat AS mengatakan kesepakatan dapat ditandatangani bulan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

The Fed

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas sempat menguat karena Bank Sentral AS memangkas suku bunga acuan. Harga emas naik pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta) dampak dari pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain.

Pelemahan dolar terjadi setelah bank sentral AS atau The Federal Reserve memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, tetapi mengisyaratkan siklus pelonggaran moneter akan dihentikan.

Berharap bahwa Amerika Serikat dan China akan menandatangani perjanjian awal dan menyerukan gencatan senjata untuk perang dagang 16 bulan mereka juga merupakan faktor di balik keputusan Fed untuk memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga lebih lanjut ditahan.

Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,77 persen pada USD 1.506,2 per ounce. Harga telah naik hampir 2 persen di bulan ini. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,82 persen menjadi USD 1.508,9 per ounce.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya