Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan, proyek pembangunan kilang masih tetap berjalan, bahkan langkah percepatan ditempuh agar fasilitas tersebut cepat beroperasi sehingga dapat meningkatkan ketahanan energi.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Talullembang mengatakan, untuk mengerjakan proyek kilang harus menempuh proses cukup panjang, diperkirkan untuk membangun satu unit kilang membutuhkan waktu sekitar 8 tahun.
"Satu lagi karakteristik dia punya time horizon yang panjang bukan satu dua tahun, dari proses awal koseptual, konsturksi itu 8 tahun. Nggak bisa tahun ini kita declare tahun depan sudah jadi," kata Talullembang, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia pun menegaskan, pembangunan proyek kilang masih berjalan, Pertamina pun terus melakukan berbagai terobosan untuk mempercepat pembangunan enam kilang yang masuk dalam program Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Roof Refinery (GRR).
Proyek RDMP dan GRR akan meningkatkan kapasitas kilang terpasang menjadi dua kali lipat dari 1 juta barrel pada saat ini, menjadi 2 juta barrel. Dengan peningkatan signifikan, maka seluruh kebutuhan BBM bisa dipenuhi oleh kilang sendiri.
“Pertamina melakukan sejumlah akselerasi agar proyek yang ditetapkan Presiden sebagai proyek strategis nasional ini, bisa segera terwujud. Inilah impian besar kita dalam membangun ketahanan dan sekaligus kemandirian energi,” ujar Talullembang.
Adapun kilang yang mengalami percepatan adalah proyek RDMP Balongan, pada proyek tersebut Pertamina melakukan dua tahap pembangunan dalam satu waktu, sehingga realisasi proyek bisa selesai satu tahun lebih cepat dari jadwal.
Tahapan tersebut berupa Studi kelayakan (feasibility study) RMDP Balongan tahap I sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan penetapan dan pengadaan lahan. Untuk tahap II, sedang dilakukan studi kelayakan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kilang Balikpapan
Untuk Kilang Balikpapan, kini sudah masuk tahap konstruksi dengan dilakukannya penandatanganan akta pendirian PT Kilang Pertamina Balikpapan pada 7 Mei 2019. Sementara Kilang Cilacap, setelah selesai Proyek PLBC, kini RDMP Cilacap sedang dalam tahap penyelesaian valuasi bersama Saudi Aramco. RDMP Dumai dalam tahap negosiasi dengan partner dari Timur Tengah.
Sementara itu, GRR Tuban sudah selesai dengan proses pengadaan lahan dan sedang dalam proses pembayaran. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober kemarin. Saat ini telah dimulai pelaksanaan desin dasar (Basic Engineering DesignBED) dan desan rinci FrontEnd Engineering Design /FEED).
Di GRR Bontang, kemitraan dengan OOG sudah ditandatangani pada Desember 2018. Izin prinsip lokasi dari Gubernur Kalimantan Timur sudah diterbitkan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan studi dan review dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
“Pertamina menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga megaproyek bisa berjalan dengan baik. Dukungan yang terus menerus dari Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, menjadi kekuatan tersendiri bagi Pertamina untuk menuntaskan tugas bersejarah ini,” tandasnya.
Advertisement