Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Perekonomian, Rizal Affandi Lukman, menyebut bahwa peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu yang akan masuk ke dalam perjanjian antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA).
Hal ini sejalan dengan upaya Presiden Jokowi untuk menjadikan SDM Indonesia berdaya saing.
"Iya, itu tentu komponen yang sangat penting bagi perundingan Indonesia termasuk juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kapasitas (SDM)," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/11).
Advertisement
Baca Juga
Tak berbeda dengan kemitraan antara Indonesia Australia atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), kerja sama yang dijalin dengan Eropa kali ini juga akan fokus terhadap pelatihan kejuruan. Dia berharap dengan adanya pelatihan, para tenaga kerja atau SDM di Indonesia memiliki kualifikasi dan standar internasional.
"Jadi, ini kesempatan yang intinya kemampuan daripada human resource development itu menjadi lebih baik dengan demikian produktivitas meningkat dan income meningkat, sehingga ekonomi secara keseluruhan menjadi lebih baik," jelasnya.
Tak hanya, SDM, sebelumnya pemerintah juga terus mendorong agar komoditas sawit dapat masuk ke dalam perjanjian kemitraan antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA). Hal ini sejalan dengan misi Presiden Jokowi dalam perlindungan dan pengembangan industri sawit Tanah Air.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan pihaknya terus melakukan negosiasi perjanjian dagang dengan Eropa, salah satunya masalah sawit. Saat ini, diakuinya, memang perjanjian tersebut belum tuntas dan akan diselesaikan dalam waktu dekat.
"Kami hanya memastikan bahwa negosiasi dengan Uni Eropa terkait sawit akan menjadi salah satu elemen yang dinegosiasikan," katanya dalam acara Rakornas Kadin, di Jakarta, Selasa (19/11).
Menteri Retno menginginkan perjanjian dagang ini bisa menjadi jembatan bagi hubungan kerja sama yang lebih baik antar kedua pihak, khususnya di sektor industri sawit.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement