Moodys Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5 Persen dalam 3 Tahun

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 diprediksi hanya akan menyentuh angka 4,7 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2019, 17:09 WIB
Diterbitkan 04 Des 2019, 17:09 WIB
Lembaga keuangan internasional, Moodys Investors Service memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah 5 persen selama tiga tahun ke depan.
Lembaga keuangan internasional, Moodys Investors Service memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah 5 persen selama tiga tahun ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga rating internasional, Moodys Investors Service memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah 5 persen selama tiga tahun ke depan. Terhitung mulai tahun ini hingga 2021 mendatang.

Managing Director and Chief Credit Officer Moodys Investors Service, Michael Taylor menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 diprediksi hanya akan menyentuh angka 4,7 persen.

"Kami prediksi pertumbuhan di tahun depan sedikit lebih rendah, 4,7 persen (pertumbuhan ekonomi di tahun 2020)," kata dia, dalam sebuah acara diskusi di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Dia mengungkapkan rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut lantaran trade war atau perang dagang masih akan menjadi penyebab ketidakpastian global. Tidak hanya antara AS dan China, perang dagang juga mulai terjadi antara AS dengan mitra dagangnya yang lain seperti Uni Eropa.

"Perang dagang memberikan banyak ketidakpastian kebijakan perdagangan di masa depan. Kami sudah mulai melihat dampaknya sekarang mempengaruhi dalam keputusan investasi terutama oleh perusahaan, dan juga dalam kepercayaan mereka," ujarnya.

Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan kembali mengalami peningkatan pada tahun berikutnya yaitu 2021. Dengan harga komoditi yang menjadi pendorong utamanya.

"Ramalan 2021 ada sedikit peningkatan pertumbuhan kembali, 4,8 persen pada 2021," ujarnya.

Sementara itu, untuk tahun ini Moodys memprediksi capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,9 persen.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Jokowi: Tidak Mensyukuri Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Itu Kufur Nikmat

Jokowi - Ma'ruf Amin Hadiri HUT ke-55 Partai Golkar
Presiden Joko Widodo memberi sambutan dalam peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Jakarta, Rabu (6/11/2019). HUT ke-55 Partai Golkar mengangkat tema '55 Tahun Partai Golkar Bersatu untuk Negeri Berkarya untuk Bangsa'. (Liputan6.com/JohanTallo)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bersyukur dengan angka pertumbuhan ekonomi dalam negeri di atas 5 persen.

Apalagi hal ini terjadi di tengah ekonomi global yang tidak pasti. Pertumbuhan ekonomi dunia pun mengalami tren perlambatan. Di beberapa negara bahka sudah terjadi resesi dan krisis.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kurtal III-2019 sebesar 5,02 persen (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 yang sebesar 5,05 persen yoy.

Angka ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 sebesar 5,17 persen yoy. Namun secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I-2019 sampai dengan kuartal III-2019 mencapai 5 04 persen.

"Ini patut kita syukuri. Bahkan kalau dibandingkan negara G20 kita di ranking 3. Kalau tidak (disyukuri), kita kufur nikmat tidak mensyukuri pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen tadi," kata dia, dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 di Lotte Avenue, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Jokowi menjelaskan, Indonesia hanya tidak lebih baik dari China dan India saja. "Kita ini hanya di bawah Tiongkok dan India. G20, Tiongkok, India, Indonesia, kemudian keempat Amerika Serikat (AS), kita di atas Amerika," ungkapnya.

"Kalau kita enggak bersyukur, kufur nikmat," dia menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya