Menristek Ingin Ada Beda Kendaraan Listrik Buatan Lokal dengan Impor

Masyarakat harus ikut andil dalam mengurangi polusi udara dengan beralih ke teknologi kendaraan listrik.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Des 2019, 15:07 WIB
Diterbitkan 13 Des 2019, 15:07 WIB
Konvoi Kendaraan Listrik Sambut Formula E 2020
Mobil BMW i8 Roadster, i8 Coupe dan BMW i3s mengawal konvoi mobil listrik jelang jadwal pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E 2020 di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Konvoi kendaraan listrik berlangsung dari GBK menuju Monas. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, turut hadir di acara Grab peluncuran uji coba kendaraan listrik. Dalam sambutannya, ia memaparkan dengan peluncuran kendaraan listrik mampu memperkuat komitmen untuk mengurangi emisi.

"Event ini sebagai event yang membanggakan dan penting bagi komitmen kita terhadap global, kita berjanji untuk mengurangi emisi. Salah satunya untuk mengurangi polusi udara, di Jakarta, yang datang di dua kelompok yaitu dari pembangkit listrik dan kendaraan," kata Bambang.

Menurutnya, sebagai masyarakat juga harus ikut andil dalam mengurangi polusi tersebut, dengan beralih ke teknologi kendaraan listrik.

Sementara itu, ia juga menyampaikan terkait produksi kendaraan listrik. Menurutnya harus ada perbedaan antara mobil listrik yang diproduksi di Indonesia dan kendaraan listrik dari hasil impor.

"Kita harus menciptakan rangkaian yang penuh, untuk mendukung segala aspek pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia," ujarnya.

Hal itu adalah tahapan yang penting, dalam upaya menyelesaikan polusi udara. Maka, ia mengatakan bahwa PLN harus siap dalam mendukung dan menyuplai energi listrik.

Meskipun memang investasi kendaraan listrik ini mahal di awal, tapi akan banyak keuntungan yang diperoleh jika sudah menggunakan dan menerapkan kendaraan listrik dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan emisi, polusi udara menjadi berkurang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Repot Isi Bahan Bakar

Mobil Listrik GIIAS 2019
Teknologi fast charging pada mobil listrik DFSK Glory E3 dipamerkan dalam GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019). Glory DFSK E3 hanya perlu waktu 30 menit untuk mencapai 80 persen daya baterai. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Menurutnya, dengan menggunakan kendaraan listrik, masyarakat tidak perlu repot untuk mengisi bahan bakar, cukup melakukan isi ulang baterai saja.

"Kita gak beli listrik, tapi charging. Kita sendiri sudah menciptakan program go green, maka PLN tolong perhatikan aspek antara nilai dengan biaya operasi," jelas Bambang.

Selain itu, ia pun lebih fokus pada Gesits, bukan berarti produk negeri melainkan menunjukkan kolaborasi yg baik. Hal ini menjadi salah satu contoh penelitian, dan berharap bisa diminati oleh masyarakat Indonesia.

Ia pun memaparkan tentang pelajaran terbaik dari perusahaan mobil Hyundai asal Korea Selatan, yang sukses dikarenakan produknya dibeli oleh pembeli di dalam negeri. Begitu pun dengan Gesits yang seharusnya diminati penduduk lokal dulu.

"Kunci suksesnya, yaitu harus dimulai dengan konsumsi dalam negeri. Bagi kami inovasi adalah masa depan bangsa," pungkas Bambang.

Ia berharap dengan peluncuran kendaraan listrik produk buatan negeri, bisa diminati masyarakat Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya