Pasokan Listrik Indonesia Bertambah 85 MW dari PLTP Muara Laboh

Pembangkit ini dioperasikan oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML), perusahaan patungan PT Supreme Energy, ENGIE dan Sumitomo Corp.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Des 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2019, 09:00 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Ilustrasi sutet listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Pasokan listrik Indonesia bertambah 85 Mega Watt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap 1. Pembangkit ini dioperasikan oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML), perusahaan patungan PT Supreme Energy, ENGIE dan Sumitomo Corp.

Founder & Chairman PT Supreme Energy, Supramu Santosa, mengatakan PLTP Tahap 1 Muara Laboh yang berlokasidi Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, baru beroperasi komersial.

Selanjutnya, listrik akan dipasok ke jaringan listrik Sumatera milik PT PLN (Persero) yang dapat didistribusikan ke kurang lebih 340 ribu rumah tangga.

"COD PLTP Muara Laboh tahap 1 dan rencana pengembangan tahap 2 merupakan bukti komitmen yang sangat kuat dari Supreme Energy dan mitra internasional-nya terhadap pengembangan energi panas bumi di Indonesia untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai sasaran bauran energi tahun 2025," kata Supramu, di Jakarta, Senin (16/12/2019).

PT Supreme Energy memulai studi pendahuluan dalam proyek pengembangan listrik melalui PLTP Muara Laboh pada tahun 2008. Dilanjutkan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) atau Power Purchase Agreement (PPA), pada 2012, kemudian kegiatan eksplorasi. Total investasi untuk pengembangan tahap 1 ini mencapai USD 580 juta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tahap 2

20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Suasana perbaikan Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Saat ini, PT Supreme Energy juga dalam tahap pembicaraan dengan PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk pengembangan tahap 2 dengan kapasitas 65 MW. Pengembangan ini membutuhkan investasi USD 400 juta dan akan segera dimulai setelah negoisasi PPA selesai.

"Kami sangat menghargai atas dukungan yang kuat dan terus menerus dari Pemerintah, PLN dan masyarakat Solok Selatan khususnya selama kegiatan eksplorasi dan pengembangan," ujarnya

Saat ini, PT Supreme Energy juga sedang membangun Proyek PLTP Rantau Dedap berkapasitas 90 MW di Sumatera Selatan. Proyek pengembangan yang digarap oleh PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) ini dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2020. Untuk menyelesaikan proyek ini, SERD akan berinvestasi sekitar USD 700 juta.

 


Pengembangan di Lampung

20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Selain itu, melalui PT Supreme Energy Rajabasa (SERB), PT Supreme Energy juga sedang mempersiapkan program eksplorasi untuk Wilayah Kerja Panas Bumi Gunung Rajabasa yang berlokasi di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung.

Kegiatan eksplorasi akan dimulai segera setelah negoisasi perpanjangan PPA dengan PLN selesai. SEML dan SERB adalah perusahaan patungan yang terdiri dari PT Supreme Energy, ENGIE dari Perancis dan Sumitomo Corp dari Jepang, sedangkan SERD adalah perusahaan patungan dari PT Supreme Energy, ENGIE, Marubeni Corp dari Jepang dan Tohoku Electric Power of Japan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya