Penelitian LIPI: Banyak Potensi Ekonomi di Perairan Jawa Bagian Selatan

LIPI menemukan perkembangan larva ikan tuna di Selatan Jawa.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Des 2019, 14:15 WIB
Diterbitkan 24 Des 2019, 14:15 WIB
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Nugroho Dwi Hartanto.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Nugroho Dwi Hartanto.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), Nugroho Dwi Hartanto, menjelaskan hasil eksplorasi Arus Lintas Indonesia (Arlindo), yang dilakukan pada 18 November hingga 25 Desember 2019, di perairan Selatan Jawa, Selat Bali, hingga Selat Makassar.

Ia menemukan perkembangan larva ikan tuna di Selatan Jawa. Perkembangan tersebut ternyata berpotensi membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

"Untuk ekonomi bisa jadi di sana, jadi sebenarnya potensi ekonomi harus kita atur, karena kan larva ikan tuna masih kecil, kan kita perlu yang gede, jangan sampai yang kecil ini kita tangkap juga," jelas Nugroho saat ditemui di acara penutupan Kegiatan Penelitian Transport Indonesian Seas, Upwelling, Mixing Physics (TRIUMPH) di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta, Selasa, (24/12/2019).

Selain itu ia juga melihat dari hasil penelitiannya, bahwa banyak ikan tuna di Selatan Jawa yang tumbuh besar.

Agar sumber daya hayati larva tuna tidak rusak, maka hasil dari penelitian tersebut kemudian akan dielaborasi lagi. Dengan adanya elabirasi tersebut maka hasil penelitian bisa digunakan untuk mengoptimalkan wilayah kerja perikanan Indonesia.

"Kalau LIPItugasnya melakukan penelitian, sedangkan kebijakan wewenangnya adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Makannya kita bekerja sama dengan KKP juga supaya nanti hasil-hasilnya kita sampaikan kepada teman-teman di KKP," jelasnya.

 

Hanya Kumpukan Data

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan ekplorasi Arus Lintas Indonesia (Arlindo).
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan ekplorasi Arus Lintas Indonesia (Arlindo).

Hal itu ia sampaikan agar membantu pihak terkait untuk mendesain kebijakan basis ilmu pengetahuan, yakni sains by policy untuk nantinya disampaikan kepada nelayan-nelayan.

"Jadi kalau kami tugasnya mengumpulkan sains tentang oceanografinya, iklim, dan musim, dan sebagainya termasuk sumber daya hayati dan non-hayatinya untuk kita sampaikan kepada kementerian terkait untuk dibuatnya kebijakan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya