Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono akan menambah kendaraan alat berat agar jalan utama menuju desa-desa di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, yang terisolasi akibat longsor bisa diakses dalam waktu satu pekan ke depan.
"Ini ada beberapa desa yang terisolasi. Untuk itu saya buat dua tim. Kalau Bapak Presiden Jokowi kasih waktu seminggu, itu Insyaallah bisa tembus," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (6/1/2020).
Baca Juga
Sedikitnya, kata Menteri Basuki, 11 kendaraan alat berat akan diterjunkan untuk menembus jalan-jalan utama yang tertutup longsor. Adapun Kementerian PUPR sejak Sabtu (4/1/2020) telah mengirimkan alat berat ke lokasi longsor di Kecamatan Sukajaya, yakni enam excavator, satu loader, dan satu buildozer.
Advertisement
"Metodenya, setelah satu jalur menuju Sukajaya tembus. Selanjutnya alat berat ini langsung berangkat ke desa berikutnya, kemudian kendaraan di belakang masuk untuk membersihkan," jelas Menteri Basuki.
Sedangkan, katanya, jalan utama menuju Desa Pasir Madang ditargetkan bisa selesai dan dapat diakses pada hari ini. "Untuk Desa Pasir Madang, Sukajaya, mudah-mudahan Senin sore bisa tembus," sambungnya.
Desa Pasir Madang merupakan 1 dari 6 Desa yang hingga kini masih terisolir akibat longsor. Pada Rabu 1 Januari 2020 pukul 06.00 WIB, terjadi hujan deras yang membuat Sungai Cidurian di Kabupaten Bogor meluap dan mengakibatkan beberapa wilayah sekitarnya mengalami banjir dan longsor.
Selain Desa Pasir Madang, masih banyak titik longsor yang menutup jalan-jalan utama menuju desa-desa lainnya yang juga mengalami bencana longsor. Antara lain Desa Kiarasari, Kiara Pandak, Urug, Cisarua, dan Desa Cileuksa.
Untuk akses jalan yang tertutup akibat banjir dan longsor, sebagian titik sudah terbuka, yakni pada Jalan Raya Cigudeg–Kecamatan Sukajaya sepanjang 7 km, Posko Utama–Sub Pos Harkat Jaya sepanjang 2 km, dan ruas Jalan Kiarasari–Jalan Pasir Madang sudah berhasil dibuka 4 titik dari 13 titik longsoran.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Longsor di Sukajaya Bogor, 776 Rumah Rusak dan 4.146 Warga Mengungsi
Banjir bandang dan longsor melanda Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (1/1/2020) lalu. Bencana alam ini telah meluluhlantakkan daerah yang berada di kawasan perbukitan itu.
Data sementara yang dihimpun pihak Kepolisian Sektor Cigudeg, banjir bandang dan longsor mengakibatkan 766 unit rumah rusak, enam orang meninggal dunia, tiga orang hilang, dan 34 orang terluka.
"Data yang belum dapat kami himpun dari Desa Kiara Sari, Cileuksa, dan Desa Pasir Madang, karena tim masih kesulitan menembus akses lokasi terdampak," kata Kapolsek Cigudeg Kompol Bektiyana, Sabtu (4/1/2020).
Adapun kerusakan bangunan tersebar di Desa Urug sebanyak 98 unit rumah rusak ringan dan 98 rumah rusak berat. Di Desa Harakat Jaya sebanyak 19 unit rumah rusak berat, di Desa Kiara Pandak 255 rumah rusak berat.
Kemudian di Desa Sukamulih sebanyak 86 rumah rusak ringan, 72 rumah rusak sedang, dan 19 rumah rusak berat. Selanjutnya di Desa Jaya Raharja sedikitnya 32 unit rumah rusak berat. Terakhir, di Desa Cisarua sebanyak 50 rumah rusak ringan dan 37 unit rumah rusak berat.
Akibat kejadian ini sebanyak 4.146 warga mengungsi di beberapa lokasi seperti di Kantor Desa, sekolah dasar, musola, masjid, pondok pesantren dan rumah-rumah warga.
"Ribuan warga yang mengungsi berasal dari 10 desa yaitu Desa Cisarua, Cileuksa, Desa Kiarasari, Kiarapandak, Harakat Jaya, Pasir Madang, Jayarahara, Sukamulih, Sipayung, dan Desa Urug," bebernya.
Jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Desa Harakat Jaya sebanyak 1.308 warga. Warga mengungsi di Sekolah Dasar (SD), Posyandu dan musola. Kemudian, warga Desa Kiarapandak sebanyak 600 orang mengungsi di kantor desa, sekolah dasar, SMA, dan di pondok pesantren.Â
Advertisement
Medan yang Sulit
Sementara itu, hingga kini tim dari kepolisian, Basarnas, dan sejumlah relawan masih melakukan pencarian korban yang diduga hilang tertimbun longsor di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya.
Sulitnya medan, ditambah kondisi cuaca sering turun hujan dan tanah yang masih labil, membuat tim kesulitan melakukan upaya pencarian ketiga korban.
"Pencarian terus dilakukan oleh tim. Hanya saja tanahnya masih labil dan berlumpur jadi menyulitkan petugas melakukan pencarian," terang Bektiyana.
Di sisi lain, petugas lainnya juga masih terus berupaya membuka akses jalan menuju desa-desa yang masih terisolir. Desa-desa yang sampai saat ini masih belum bisa diakses, di antaranya Desa Kiara Pandak, Cileuksa dan Desa Urug.
 Â