Liputan6.com, Jakarta - Menteri perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan bahwa pengimplementasian industri 4.0 bisa mendorong ekonomi Indonesia menjadi lebih kuat pada 2030.
"Pemerintah telah meluncurkan industri 4.0 bagi Indonesia. Kita harus sama-sama menyakini penggunaan industri 4.0 ini bisa menjadikan Indonesia, sebagai negara pada tahun 2030 ekonominya menguat," kata Agus dalam acara Kick-off pelaksanaan anggaran Kementerian Perindustrian 2020, di Kementrian Perindustrian, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Baca Juga
Selain itu, menurutnya, tidak boleh melupakan situasi ekonomi 2020 yang akan terus mengalami dinamika luar biasa, yang tentunya bisa mempengaruhi tekanan global. Namun menurut Agus, dinamika tersebut juga bisa memberikan potensi baru untuk Indonesia.
Advertisement
Ia berharap dengan arahan kick-off anggaran 2020, semua kementerian bisa menyerap alokasi dana dengan baik. Setiap kementerian harus mampu membaca perkembangan sehingga bisa memanfaatkan situasi.
"Kita tidak bisa membaca tekniknya, walaupun pernyataan Trump sudah memberikan suasana yang cooling down, saya sampaikan kita tidak bisa membaca pemikiran presiden Amerika," jelasnya.
Diperlukan perhatian untuk memahami kondisi ekonomi global saat ini, dengan melihat perang dagang ekonomi Amerika dan Cina yang masih berlanjut.
"Meskipun sudah ada itikad baik antara Amrika dan Cina, kita sambut baik, biasanya masalah teknik dilapangan sangat sulit untuk menyatukan kedua negara," ungkapnya.
Dalam membangun industri menurutnya pemerintah masih banyak hal besar yang harus ditangani, dalam membangun industri nasional.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Siapkah Indonesia Hadapi Revolusi Industri 4.0?
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyelenggarakan dialog publik membahas kesiapan Indonesia dalam menghadapi gelombang revolusi industri 4.0, di Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Kepala Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Iptek dan Inovasi LIPI, Dudi Hidayat, memaparkan bahwa revolusi industri 4.0 berkembang dengan pesat, yang berdampak signifikan pada berbagai sektor dan jenis pekerjaan.
Menurutnya, perubahan yang dibawa revolusi industri 4.0 antara negara berkembang, dan negara maju sangat berbeda.
BACA JUGA
"Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki realitas ekonomi sendiri serta kondisi sosial dan politik yang berbeda, sehingga perlu solusi yang sesuai dan tepat," kata Dudi.
Di balik itu, banyak sektor yang berpeluang untuk diganti oleh robot, yang berdampak hilangnya lapangan pekerjaan.
Karena revolusi industri 4.0 merupakan perpaduan sistem teknologi fisik, digital, dan biologis yang mengubah cara hidup manusia, yang menghasilkan kecerdasan buatan, internet of things (IoT), rekayasa genetika, kendaraan otonom, big data, cloud computing, neuroteknologi, dan 3D printing. Dari teknologi tersebut, tentu mengubah sistem sosial, ekonomi, dan politik.
Melihat hal tersebut, Indonesia harus berupaya untuk meningkatkan kesiapannya dalam aspek Sumber Daya Manusia (SDM), dan infrastruktur, agar tidak tertinggal.
Advertisement