DPR Dukung Upaya Pemerintah Perangi Mafia Migas

Mafia migas bisa dihilangkan jika pemerintah serius untuk memeranginya.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Jan 2020, 09:30 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 09:30 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi VII DPR mendukung upaya pemerintah memberantas mafia di sektor migas. Masalah mafia migas ini diungkapkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu dan kembali ditegaskan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai bertemu dengan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kemarin.

Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengatakan, mafia migas bisa dihilangkan jika pemerintah serius untuk memeranginya.

"Mafia migas tahu bagaimana memanfaatkan celah hukum, jadi itulah kesulitan memberantasnya selama ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Menurut Kardaya, jika memang Presiden Jokowi serius dalam memerangi mafia migas, maka lebih baik untuk meminta jajaran kabinet terkait dan perusahaan BUMN di sektor migas untuk memangkas semua jalur-jalur mafia migas ini beroperasi.

Dengan demikian, mafia migas diharapkan bisa hilang dengan sendirinya karena tidak ada lagi ruang untuk mencari keuntungan.

"Presiden Jokowi juga sudah bilang beliau tahu siapa pelakunya. Tapi menurut saya pemerintah tidak usah bicara keluar, panggil Dirut dan Komutnya, katakan besok harus hilang (mafianya). Kalau tidak bisa hilangkan mafia migas, ganti pejabatnya. Pasti bakan hilang," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Moeldoko dan Ahok Siap 'Gigit' Mafia Migas

Moeldoko
Kepala Staf Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bertemu Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/1/2020). Keduanya membahas soal harga gas industri yang masih mahal.

"Tadi banyak yang kita bahas, pertama sudah menjadi keinginan presiden bahwa harga gas harus diturunkan. Karena berkaitan dengan keberlangsungan industri, gas sebagai penopang utama untuk industri sehingga kita akan kawal bersama-sama agar kebijakan presiden betul-betul bisa direalisasikan," kata Moeldoko usai bertemu Ahok.

Selain itu, Moeldoko mengaku juga berdiskusi soal penyelesaian masalah minyak dan gas (migas) bersama Ahok. Pasalnya, mafia migas kerap membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi geram. Bahkan, Jokowi pernah mengatakan ingin menggigit mafia migas.

"Beliau sudah sering muncul kata-kata yang begitu keras (soal mafia migas). Saya pikir jangan sampai ke presiden lah, kalau perlu 'menggigit' ya, saya duluan yang menggigit, jangan presiden duluan," tegas Moeldoko.

Untuk itulah, Moeldoko berdiskusi dengan Ahok guna mencari cara menurunkan harga gas industri. Menurut dia, perlu adanya kolaborasi antara pemerintan dengan Pertamina agar keinginan Jokowi memberantas mafia migas bisa terealisasi.

"Kami ingin melihat bagaimana mengelola isu-isu strategis, khususnya di Pertamina yang relatif selalu muncul dan kami tadi sepakat dengan beliau (Ahok) untuk mari kita berkolaborasi agar semuanya nanti terkelola dengan baik," ucap mantan Panglima TNI itu. 

Basmi Mafia Migas

Senyum Ahok Usai Temui Jokowi di Istana
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama menyapa awak media usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana, Jakarta, Senin (9/12/2019). Pertemuan tersebut Presiden meminta agar memperbaiki defisit neraca perdagangan kita di sektor petrokimia dan migas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Ahok memastikan akan bekerja untuk mencapai keinginan Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta telah mengantongi dukungan dari Moeldoko untuk mewujudkan harga gas turun dan membasmi mafia migas.

Ahok mengaku, Pertamina sudah memiliki jalan keluar menurunkan harga migas. Namun, dia meminta agar hal itu ditanyakan langsung ke Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

"Kami sudah ada rumusnya, nanti tanya kepada Dirut lah, kan aku kan cuma komisaris," tutur Ahok. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya