Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak Ditargetkan Beroperasi Agustus 2020

Untuk mendukung operasional Terminal Kijing, IPC melakukan relokasi jalan nasional sepanjang 2,6 kilometer.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 17 Jan 2020, 12:11 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2020, 12:11 WIB
Perkembangan pembangunan sisi laut Terminal Kijing yang berada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Perkembangan pembangunan sisi laut Terminal Kijing yang berada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Liputan6.com, Mempawah - Hingga saat ini kemajuan pembangunan sisi laut Terminal Kijing yang berada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat sudah mencapai 43 persen.

“Progres ini sesuai dengan penghitungan waktu yang direncanakan. Sehingga Terminal Kijing sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional bisa mulai beroperasi Agustus 2020,” ujar Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC, Elvyn G Masassya, ketika meninjau pembangunan Terminal Kijing di Kabupaten Mempawah, seperti ditulis Jumat (17/1/2020).

Dia menjelaskan, pembangunan Terminal Kijing Tahap I meliputi terminal peti kemas di sisi laut seluas 1000 meter x 100 meter, lapangan operasional di sisi darat, serta trestle (jalan penghubung) sepanjang 3,5 kilometer.

“Terminal Kijing merupakan bagian dari Pelabuhan Pontianak. Terminal ini dikembangkan dengan konsep digital port, yang dilengkapi peralatan bongkar muat modern,” kata Elvyn G Masassya.

Sebagai pelabuhan hub (penghubung), Terminal Kijing dibangun dengan kedalaman kolam (draft) 15 meter. Dengan kedalaman itu, maka kapal-kapal besar dapat bersandar dan melakukan bongkar muat untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat.

“Setelah selesai secara keseluruhan, Terminal Kijing diproyeksikan mampu menangani bongkar muat peti kemas sebanyak 1,95 juta TEUs per tahun. Untuk terminal cair, kapasitasnya mencapai 12,1 juta ton per tahun. Kapasitas curah kering mencapai 15 juta ton per tahun. Sedangkan kapasitas terminal multipurpose sebesar 1 juta ton per tahun,” kata Elvyn G Masassya.

Sebagaimana diketahui, Provinsi Kalimantan Barat menempati posisi ke-5 dari 6 sentra produksi kelapa sawit nasional, dengan kontribusi sekitar 7 persen dari produksi nasional. Khusus karet, pada tahun 2016 produksi perkebunan rakyat di Kalimantan Barat mencapai 261 ribu ton.

“Maka, dengan mempertimbangkan geografi, konektifitas, dan serapan karet eksisting dari Kalimantan Barat, maka diasumsikan volume karet yang sampai di Kijing berasal dari kabupaten potensial di sekitarnya yaitu Sambas, Bengkayang, Landak, Mempawah, Sanggau, Sintang, Sekadau, dan Kota Singkawang,” ujar Elvyn G Masassya.

 

Tujuan Ekspor

Dia menjelaskan, dengan kapasitas masing-masing terminal yang cukup besar itu, Terminal Kijing akan mampu mengakomodir berbagai komoditas unggulan di Kalimantan Barat, terutama untuk tujuan ekspor.

“Untuk mendukung operasional Terminal Kijing, IPC atas ijin Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Pemerintah Kabupaten Mempawah melakukan relokasi jalan nasional sepanjang 2,6 kilometer yang melintasi area pelabuhan. Selanjutnya, IPC membangun jalan baru sepanjang 6 kilometer untuk memperlancar arus lalu lintas kendaraan, yang tidak bersinggungan dengan operasional pelabuhan,” kata Elvyn G Masassya.

Elvyn G Masassya yakin, sebagai pelabuhan hub, Terminal Kijing akan menjadi gerbang utama ekspor / impor barang dari dan ke Kalimantan. “Oleh karena itu, perlu dibuat akses keluar masuk area pelabuhan yang tidak mengganggu jalan kendaraan umum," tutup dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya