Liputan6.com, Jakarta Hanno Renner masih berusia 25 tahun, ketika ia mendirikan Personio. Start-up yang membangun software untuk mempermudah sistem administrasi di sektor human resources (HRD).
Sebelum membangun start-up, Renner adalah mahasiswa di Universitas Teknik Munich di Jerman. Di sela kuliahnya dia juga memiliki kerja sampingan.
Advertisement
Baca Juga
"Satu-satunya pekerjaan yang saya miliki selain menjadi mahasiswa adalah sebagai kapten kapal pesiar berlayar," ujar Renner, seperti mengutip laman CNBC, Rabu (22/1/2020).
Dia mengaku pekerjaan sampingannya telah membawanya keliling dunia, dari Mediterania hingga Karibia. Tapi dia menekankan juga tetap meneruskan kuliahnya.
Tidak terpengaruh dengan kisah miliarder lain, seperti Bill Gates, Steve Jobs dan Mark Zuckerberg yang meninggalkan bangku kuliah untuk membangun bisnisnya.
Sebaliknya, Renner memutuskan untuk menyelesaikan gelar kuliahnya sebelum memulai start-up Personio, bersama tiga temannya.
Awal Mula Tercetus Start Up Personio
Renner mengaku menemukan inspirasi untuk memulai Personio dari pengalaman temannya. Sang teman merupakan Chief Technology Officer dari sebuah perusahaan dengan 100 karyawan, yang mengalami kesulitan mengorganisir proses rekrutmen dan penggajian tanpa perangkat lunak khusus.
"Mereka punya masalah dengan semua data tentang pekerja yang berada dalam Excel," kata Renner.
Dari sinilah dia kemudian mencoba membangun satu sistem atau software yang ditujukan untuk mempermudah pekerjaan HRD.
"Apa yang sebenarnya kita bahas adalah hal yang setiap perusahaan butuhkan, tapi itu benar-benar sulit dilakukan dengan pena dan kertas dan lembar Excel," tegas Renner.
Platform Personio menawarkan rangkaian alat untuk membantu mengelola dan mengotomatisasi semuanya dari pelacakan aplikasi pekerjaan hingga penggajian akuntansi dan umpan balik karyawan.
Advertisement
Pertumbuhan yang Agresif
Lebih dari empat tahun sejak didirikan, perusahaan Renner terus berkembang pesat. Nilainya mencapai USD 500 juta setara Rp 6,9 triliun. Perusahaan mendapatkan pendanaan segar sebesar USD 75 juta setara Rp 1,03 triliun salah satunya dari perusahaan modal ventura AS Accel.
Dengan investasi terbaru, Personio kini telah mengumpulkan lebih dari USD 129 juta dari para investor. Termasuk diantaranya Lightspeed dan Lars Dalgaard, CEO SAP Success Factor.
Renner membanggakan perusahaannya yang tidak bersusah payah pitching kepada investor untuk mendapatkan injeksi dana. "Kami tidak berencana untuk menaikkan, belum," kata dia menambahkan.
Dia mengatakan perusahaan saat ini, masih memiliki 50 persen pendanaan yang didapat dari setahun lalu.
Reporter : Danar Jatikusumo