PLN Yakin Harga Listrik Pembangkit Ramah Lingkungan Bakal Lebih Murah

PT PLN (Persero) optimis harga listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) akan lebih murah dengan energi fosil.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Jan 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2020, 12:30 WIB
Pemanfaatan Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif
Teknisi melakukan perawatan panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (6/8/2019). PLTS atap yang dibangun sejak 8 bulan lalu ini mampu menampung daya hingga 20.000 watt. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) optimis harga listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) akan lebih murah dengan energi fosil. Dengan begitu, pengembangan energi bersih semakin masif.

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, ‎seiring inovasi perkembangan teknologi, harga listrik dari pembangkit EBT akan semakin murah sehingga bisa bersaing dengan pembangkit dengan sumber energi berbahan bakar fosil.

"Kita meihat prosesnya manusia mampu berinovasi, harga semakin turun. Kita lihat harga keenomian semakin bagus 3-4 tahun mampu bersaing dengan fosil fuel‎," kata Darmawan, di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Menurut Darmawan, dengan menurunya harga listrik dari EBT maka ada dua keunggulan yang dimiliki yaitu lebih ramah lingkungan ketimbang fosil dan harganya bisa bersaing.

"Tidak hanya lebih bersih, tetapi mampu bersaing dengan fosil fuel," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PLTS Cirata

Pemanfaatan Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif
Teknisi mengecek panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (6/8/2019). PLTS atap ini bertujuan menghemat pemakaian listrik konvensional sekaligus menjadi energi cadangan saat listrik padam. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Darmawan menyebutkan bukti saat ini harga listrik dari pembangkit EBT sudah lebih murah dari fosil yaitu terdapat pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata, Jawa Barat‎, dengan kapasitas 145 Mega Watt (MW) harga listriknya sebesar 5,8 cent.

Harga listrik dari PLTS Cirata lebih murah ketimbang Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang dan Tanjung Priok.

"Dengan harga murah 5,8 cent menjadi PLTS yang harga listrinya termurah di Indonesia. Kita di PLN mengakselerasi membangun EBT dengan solar panel dan sebaginya," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya